IOM sebutkan 180 migran dikhawatirkan tewas di lepas pantai Libya
18 Januari 2017 09:45 WIB
Imigran ilegal duduk di pangkalan polisi pantai di Tripoli, Libya, Jumat (13/3). Polisi menangkap 96 imigran ilegal di sebuah perahu saat mereka berusaha menyeberang Laut Mediterania ke Italia. (REUTERS/Goran Tomasevic)
Roma (ANTARA News) - Sebanyak 180 orang dikhawatirkan tewas dalam kecelakaan paling akhir berupa kapal karam di lepas pantai Libya, kata Organisasi Internasional bagi Migrasi (IOM) pada Selasa (17/1).
Lembaga migrasi PBB tersebut menyiarkan keterangan itu setelah mengumpulkan keterangan dari empat penyintas --tiga lelaki satu perempuan, yang diselamatkan dan dibawa ke Kota Pelabuhan Trapani di Sisilia pada Senin malam.
"Mereka mengatakan 180 orang diperkirakan berada di satu kapal tongkang," kata Favio Di Giacomo, Pejabat Koordinasi dan Juru Bicara IOM untuk Laut Tengah, sebagaimana dikutip dari Xinhua di Jakarta, Rabu pagi.
"Gangguan mesin sekitar lima jam setelah kapal tersebut berlayar dari satu lokasi di Libya, dan kapal itu secara perlahan mulai kemasukan air serta tenggelam, sekitar 30 mil laut dari pantai Libya," katanya.
Empat penyintas --dua warga negara Ethiopia dan dua Eritrea-- melaporkan beberapa jam berlalu sebelum petugas pertolongan datang dan menyelamatkan mereka.
"Salah seorang lelaki tersebut memberitahu kami ia melakukan pelayaran bersama istrinya, yang tidak selamat. Ia juga dengan susah-payah berusaha menyelamatkan seorang perempuan lain, tapi wanita itu juga tewas-tenggelam setelah beberapa jam berada di air," kata Di Giacomo.
Semua orang di kapal itu diduga adalah migran dan pengungsi dari Somalia, Eritrea dan Ethiopia, kata pejabat tersebut.
Penyintas tersebut akhirnya diselamatkan oleh satu kapal Prancis yang beroperasi sebagai bagian dari misi penyelamatan lembaga perbatasan Uni Eropa (UE) Frontex.
Pada Minggu (15/1), mereka dipindahkan ke satu kapal Norwegia yang melakukan misi yang sama, Siem Pilot --yang membawa mereka ke Italia Selatan.
Selain keempat penyintas, petugas pertolongan juga menemukan empat mayat di daerah itu. Kapal Siem Pilot sampai di Pelabuhan Trapani pada Senin malam, dan juga mendaratkan sebanyak 34 migran lain yang diselamatkan dalam operasi sebelumnya.
Sebanyak 2.876 migran dan pengungsi dicatat datang melalui laut sampai 15 Januari, 2.185 orang di Italia dan 691 Yunani, kata data IOM yang diterbitkan pada Selasa.
Komisariat Tinggi PBB Urusan Pengungsi (UNHCR) menyatakan sebanyak 2.353 orang tiba di Italia saja pada masa yang sama. Sebanyak 5.273 orang tiba sepanjang bulan yang sama tahun lalu, kata UNHCR.
Arus migran dan pengungsi ke Eropa melalui laut terus terjadi sejauh ini, meskipun musim dingin tiba dan kondisi laut bergelombang.
Meskipun jumlah secara keseluruhan memperlihatkan kecenderungan menurun, Italia tetap berada di garis depan krisis migran dan pengungsi dengan catatan tinggi, 180.375 kedatangan pada 2016.
Di dalam satu pernyataan pada Selasa, IOM menekankan banyak penyintas terus berusaha berlayar melalui laut bergelombang untuk menyelamatkan diri dari kerusuhan dan pelecehan di Libya.
Lembaga migrasi PBB tersebut menyiarkan keterangan itu setelah mengumpulkan keterangan dari empat penyintas --tiga lelaki satu perempuan, yang diselamatkan dan dibawa ke Kota Pelabuhan Trapani di Sisilia pada Senin malam.
"Mereka mengatakan 180 orang diperkirakan berada di satu kapal tongkang," kata Favio Di Giacomo, Pejabat Koordinasi dan Juru Bicara IOM untuk Laut Tengah, sebagaimana dikutip dari Xinhua di Jakarta, Rabu pagi.
"Gangguan mesin sekitar lima jam setelah kapal tersebut berlayar dari satu lokasi di Libya, dan kapal itu secara perlahan mulai kemasukan air serta tenggelam, sekitar 30 mil laut dari pantai Libya," katanya.
Empat penyintas --dua warga negara Ethiopia dan dua Eritrea-- melaporkan beberapa jam berlalu sebelum petugas pertolongan datang dan menyelamatkan mereka.
"Salah seorang lelaki tersebut memberitahu kami ia melakukan pelayaran bersama istrinya, yang tidak selamat. Ia juga dengan susah-payah berusaha menyelamatkan seorang perempuan lain, tapi wanita itu juga tewas-tenggelam setelah beberapa jam berada di air," kata Di Giacomo.
Semua orang di kapal itu diduga adalah migran dan pengungsi dari Somalia, Eritrea dan Ethiopia, kata pejabat tersebut.
Penyintas tersebut akhirnya diselamatkan oleh satu kapal Prancis yang beroperasi sebagai bagian dari misi penyelamatan lembaga perbatasan Uni Eropa (UE) Frontex.
Pada Minggu (15/1), mereka dipindahkan ke satu kapal Norwegia yang melakukan misi yang sama, Siem Pilot --yang membawa mereka ke Italia Selatan.
Selain keempat penyintas, petugas pertolongan juga menemukan empat mayat di daerah itu. Kapal Siem Pilot sampai di Pelabuhan Trapani pada Senin malam, dan juga mendaratkan sebanyak 34 migran lain yang diselamatkan dalam operasi sebelumnya.
Sebanyak 2.876 migran dan pengungsi dicatat datang melalui laut sampai 15 Januari, 2.185 orang di Italia dan 691 Yunani, kata data IOM yang diterbitkan pada Selasa.
Komisariat Tinggi PBB Urusan Pengungsi (UNHCR) menyatakan sebanyak 2.353 orang tiba di Italia saja pada masa yang sama. Sebanyak 5.273 orang tiba sepanjang bulan yang sama tahun lalu, kata UNHCR.
Arus migran dan pengungsi ke Eropa melalui laut terus terjadi sejauh ini, meskipun musim dingin tiba dan kondisi laut bergelombang.
Meskipun jumlah secara keseluruhan memperlihatkan kecenderungan menurun, Italia tetap berada di garis depan krisis migran dan pengungsi dengan catatan tinggi, 180.375 kedatangan pada 2016.
Di dalam satu pernyataan pada Selasa, IOM menekankan banyak penyintas terus berusaha berlayar melalui laut bergelombang untuk menyelamatkan diri dari kerusuhan dan pelecehan di Libya.
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2017
Tags: