Banjul (ANTARA News) - Presiden Gambia Yahya Jammeh pada Selasa menyatakan negara dalam keadaan darurat setelah ia menolak mundur, menyusul kekalahan yang dialaminya dalam pemilihan presiden pada Desember.

Melalui televisi, Presiden Jammeh menyatakan keadaan darurat selama 90-hari, yang akan diberlakukan segera.

Saat memberikan pengumuman, Jammeh menuding pihak asing telah mencampuri "masalah dalam negeri Gambia", menyusul krisis terkait pemilihan.

Jammeh kalah dalam pemilihan presiden pada Desember dari tokoh bisnis Adama Barrow.

Ia mengakui kekalahan tersebut pada hari berikutnya namun seminggu kemudian berubah sikap.

Masyarakat Ekonomi Negara-negara Afrika Barat (ECOWAS) telah mendesak Jammeh, yang muncul menduduki kursi kekuasaan pada 1994, untuk menghormati hasil pemilihan serta menyerahkan kekuasaan kepada Barrow.

Barrow saat ini berada di Senegal. Kelompok 15 negara itu meminta Barrow untuk tetap tinggal di Senegal sampai hari pelantikan, yang dijadwalkan berlangsung pada Kamis.

Kelompok negara kawasan tersebut memperingatkan bahwa pihaknya kemungkinan akan mengerahkan kekuatan militer jika jalan diplomasi gagal menangani krisis di Gambia.