Batam (ANTARA News) - Perjanjian kerjasama militer antara Indonesia dengan Singapura yang ditandatangani menteri pertahanan kedua negara akan memperkuat ketahanan kedua negara dari serangan terorisme. "Kedua negara telah mempersiapkan angkatan bersenjatanya untuk menghalau terorisme. Perjanjian itu akan memperkuat ketahanan mereka," kata pengamat politik Asia Tenggara Universitas Nasional Singapura Bilveer Singh kepada Radio Internasional Singapura yang dikutip ANTARA News di Batam, Jumat. Menurut Singh, perjanjian tersebut secara strategis akan mempengaruhi kekuatan dunia, khususnya China dan Amerika Serikat. Tentang perjanjian ekstradisi yang diperkirakan berbagai pihak akan menghancurkan perbankan Singapura, ia menyanggahnya. Menurut Singh, perjanjian ekstradisi akan baik bagi dunia perbankan maupun perekonomian Singapura, dan menjadikan perbankan transparan. Ia mengatakan selama ini ada asumsi Singapura adalah surga untuk uang haram dari Indonesia. Akibat dari perjanjian itu, buat orang yang bertujuan menyimpan uang haram di negara singa, harus lebih berhati-hati. Namun, Singh yakin, perjanjian itu tidak akan terlalu mempengaruhi aliran dana dari Indonesia. "Dana dari Indonesia akan terus mengalir ke Singapura," katanya. Di lain sisi, ia menilai perjanjian ekstradisi tidak akan memiliki dampak signifikan terhadap pemberantasan korupsi di Indonesia. Menurut Singh, perjanjian itu hanya sebuah pelaksanaan komitmen pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono memberantas korupsi. "Perjanjian itu akan lebih kentara dalam bidang politik," katanya. Ia menilai tidak penting apakah perjanjian itu berhasil mengurangi korupsi atau tidak, namun yang penting adalah sebuah usaha pemerintah memberantas korupsi. "Presiden dan pemerintah (Indonesia-red) akan berkata, `lihat! ini komitmen kami memberantas korupsi`. Apakah berhasil atau tidak, itu lain cerita," katanya menambahkan. (*)