Jakarta (ANTARA News) - Indonesia dan Jepang berupaya meningkatkan kerja sama dibidang pendidikan vokasi atau kejuruan, sesuai arahan Presiden Joko Widodo yang menekankan bahwa untuk membangun industri nasional dibutuhkan tenaga kerja industri yang kompeten.

“Kami sendiri telah melakukan kerja sama dengan Jepang melalui MoU antara SMTI Yogyakarta dengan National Institute of Technology, Akashi College, Akashi City, Hyogo, Jepang,” kata Menperin Airlangga melalui keterangan tertulis di Jakarta, Senin.

Dalam hal ini, Kemenperin bersama empat kementerian lainnya menandatangani MoU untuk melakukan penguatan vokasi industri di Indonesia. Kesepakatan yang akan dilakukan, yakni melalui program sinergi pada jalur pendidikan, pelatihan, pemagangan dan sertifikasi untuk meningkatkan kompetensi tenaga kerja Indonesia.

MoU ini ditandatangani pada Juli 2016, yang menekankan adanya pertukaran pengajar, siswa, serta kursus pendek.

“Selain itu, telah dilakukan pengiriman ke Mitsui Engineering dan Shipbuilding sebanyak 80 orang dalam kurun waktu tiga tahun untuk mendapat pelatihan welding,” tambahnya.

Program ini bekerjasama dengan lembaga pelatihan di beberapa kampus di Indonesia.

Pada kunjungan kerjanya ke Jepang Oktober 2016, Airlangga telah meminta kepada perusahaan-perusahaan Jepang yang ditemui saat itu bersama Wakil Menteri METI agar mereka dapat meningkatkan kerja sama di bidang vokasi industri.

Salah satu langkah yang akan dilakukan adalah memberikan sertifikasi kepada setiap karyawan dan siswa Indonesia yang mendapat pelatihan di Jepang.

"Untuk itu, Bapak Presiden memberikan arahan agar SMK dan politeknik di Indonesia diperkuat link and match-nya dengan industri," ungkap Airlangga.

Selain itu, tambahnya, Presiden juga menargetkan sampai dengan tahun 2019 ada satu juta tenaga kerja dari vokasi yang terhubung dengan industri.