Batam (ANTARA News) - Manajemen Bandara Internasional Hang Nadim Batam menargetkan perluasan apron 240x150 tahap dua ditargetkan mulai dikerjakan tahun ini.

"Rencana itu sudah diajukan keatasan, mudah-mudahan bisa dikerjakan tahun ini juga," kata General Manager Umum Bandara Internasional Hang Nadim Batam, Suwarso di Batam, Minggu.

Ia mengatakan, untuk perluasan tahap pertama 240x150 meter menggunakan anggaran Rp70 miliar sudah selesai pada akhir 2016 dan tinggal menunggu legalitas Kementerian Perhubungan agar bisa digunakan.

"Untuk yang tahap dua ini akan dibangun menyambung pada sisi kiri perluasan tahap satu. Luas dan kapasitasnya sama dengan perluasan tahap satu," kata dia.

Rencananya, perluasan tahap satu dan dua tersebut nantinya akan menjadi Apron untuk Terminal Dua Bandara Internasional Hang Nadim Batam yang akan dibangun setelah perluasan selesai.

Apron untuk terminal baru tersebut, kata dia, sudah disesuaikan dengan perkembangan bodi pesawat yang banyak dioperasikan saat ini.

"Apronnya sudah dirancang dan disesuaikan dengan perkembangan besar pesawat yang banyak dioperasikan saat ini. Beda dengan apron terminal satu yang awalnya dirancang untuk 737 biasa dan sekelasnya," kata Suwarso.

Suwarso mengatakan perluasan apron khususnya tahap satu sangat penting karena saat jam-jam sibuk tidak mampu lagi menampung banyaknya pesawat yang mendarat di Hang Nadim. Pesawat itu harus menunggu di taxy way sebelum bisa masuk apron saat pesawat lain terbang.

Apron Bandara Internasional Hang Nadim Batam saat ini sebenarnya mampu menampung hingga 18 pesawat jenis Boeing 737/Airbus A-320 atau 12 pesawat berbadan lebar sekali parkir belum termasuk perluasan tahap satu yang mampu menampung hingga enam pesawat berbadan sedang atau empat berbadan lebar.

"Pembangunan apron sejalan dengan perkembangan penerbangan di Bandara Hang Nadim Batam yang juga dijadikan penghubung oleh sejumlah maskapai. Sebelum terminal baru dibangun, kami juga akan memaksimalkan terminal satu dari lima juta penumpang menjadi delapan juta per tahun," kata dia.