PBB, New York (ANTARA News) - PBB pada Jumat (13/1) menyatakan badan dunia itu menyambut baik laporan bahwa kesepakatan mengenai pasokan air di Wadi Barada, Suriah.

Eri Kaneko, Asisten Juru Bicara Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres, mengutip informasi terkini yang diterima dan mengatakan tim teknis Pemerintah Suriah dan Bulan Sabit Merah Arab Suriah (SARC) memasuki daerah tersebut pada Jumat untuk melakukan penilaian mengenai kerusakan sumber air dan prasarana di lokasi mata air Al-Fiji, dan kajian mengenai perbaikan instalasi itu dikeluarkan sesegera mungkin.

Sebanyak empat juta orang yang tinggal di Ibu Kota Suriah, Damaskus, tak memperoleh air sejak 22 Desember 2016 akibat pertempuran yang berkecamuk di Daerah Wadi Barada, tempat sebagian besar pasokan air berasal.

Tim PBB mengikuti lembaga pengairan dan Bulan Sabit Merah dan siap memasuki daerah tersebut serta memberi dukungan tambahan guna menjamin perbaikan cepat prasarana air, kata Kaneko, sebagaimana diberitakan Xinhua di Jakarta, Sabtu pagi.

PBB menyeru semua pihak agar menjamin akses tanpa-batas dan berkelanjutan guna memulihkan pembagian air, yang mendasar bagi kelangsungan hidup dan kesejahteraan warga sipil, kata wanita juru bicara tersebut.

Sementara itu, lembaga pengairan terus melaksanakan rencana darurat untuk memenuhi sebanyak 30 persen keperluan harian warga Kota Damaskus dengan dasar penjatahan sampai prasarana air dipulihkan ke kapasitas sebelumnya.

PBB dan mitranya juga terus menanganai 15.000 orang yang kehilangan tempat tinggal akibat pertempuran di Wadi Barada dan sekitarnya.