Jakarta (ANTARA News) - Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto menyampaikan penyediaan infrastruktur logistik yang memadai akan mendorong pertumbuhan industri nasional.

Hal ini lantaran pergerakan barang atau komoditas dari wilayah penghasil ke konsumen dapat dilakukan secara efektif dan efisien.

“Tantangan yang dihadapi Indonesia dalam memperkuat basis industri dalam negeri adalah tentang logistik. Apalagi Bapak Presiden Jokowi selalu menekankan proses dwelling time dapat dipercepat dan infrastruktur diperkuat,” kata Airlangga lewat keterangan tertulis di Jakarta, Jumat.

Airlangga menyampaikan hal tersebut pada acara sosialisasi peningkatan penggunaan angkutan petikemas dengan kereta api rute Gedebage-Tanjung Priok di Jakarta, Jumat.

Untuk itu, Airlangga menyambut baik beroperasinya kembali jalur angkutan petikemas dengan kereta api rute Gedebage, Bandung-Tanjung Priok, Jakarta yang dibangun atas kerja sama PT Kereta Api Indonesia dengan PT KA Logistik, anak perusahaan IPC PT Multi Terminal Indonesia dan PT Mitra Adira Utama. “Akses kereta api ini sebenarnya telah ada sejak tahun 1990-an. Namun sempat berhenti dan akhirnya kembali beroperasi lagi pada Juni 2016,” ujarnya.

Dengan demikian, menurut Airlangga, aktivitas para pengusaha khususnya di Jawa Barat dapat semakin mudah khususnya dalam proses pendistribusian. “Jalur ini merupakan dream comes true pengusaha di Jabar, karena beberapa waktu lalu baru sampai Pasoso dan sekarang sudah bisa sampai ke JICT. Alhamdulillah, ini sudah selesai,” paparnya.

Airlangga juga mengungkapkan, selama ini industri di Jawa Barat telah berkontribusi besar dalam perekonomian Indonesia karena 30 persen kawasan industri berlokasi di Jawa Barat. “Hingga 2014, beberapa industri besar dan sedang di provinsi ini, antara lain industri makanan sebanyak 1.037 perusahaan, tekstil 851 perusahaan, pakaian jadi 740 perusahaan, kulit dan alas kaki 205 perusahaan, serta karet dan plastik 390 perusahaan,” sebutnya.

Airlangga mengatakan, pihaknya juga mendorong pembangunan infrastruktur logistik di daerah strategis lainnya terutama di sentra-sentra industri.

Misalnya dari Pelabuhan Kendal, yang juga bisa ditarik ke Tanjung Priok atau Tanjung Perak. Ini diperlukan agar ekonomi Jawa di bagian selatan dan utara berimbang.

Kementerian Perindustrian secara khusus mendorong agar sarana ini dapat pula digunakan oleh pelaku industri kecil dan menengah (IKM), karena sektor ini menjadi kunci utama bagi pembangunan inklusif dan pemerataan karena mampu menyerap banyak tenaga kerja.

Langkah tersebut, menurut Airlangga, merupakan salah satu wujud pelaksanaan arahan Presiden Joko Widodo yang menegaskan bahwa pembangunan ekonomi harus dapat menciptakan pemerataan pendapatan. “Pemerataan pendapatan ini menjadi penting agar keseimbangan antar regional dapat tercapai agar seluruh kawasan Indonesia dapat berkembang dengan baik dan mendorong pemerataan,” jelasnya.