Jakarta (ANTARA News) - Wakil Ketua Komisi I DPR RI Hanafi Rais mengatakan bahwa mencuatnya berita-berita palsu atau hoax dipicu oleh adanya fenomena bernama post-truth society di dunia maya.

"Mengapa sekarang menjadi heboh? Karena ada sebuah fenomena yang disebut post-truth society, di mana masyarakat tampaknya lebih senang dan percaya hoax, apakah dalam bentuk fake news atau half-truth, dari pada fakta atau data-data," katanya di Jakarta, Kamis.

Hanafi mengatakan, istilah post-truth society ini memang sedikit asing di Indonesia, namun jika melihat keberadaan hoax di dunia maya, hal ini bukan hal baru karena sudah ada sejak internet populer digunakan masyarakat.

"Bisa dibilang, sejak pertama kali kita mengenal internet, maka konsekuensi berupa hoax dan sejenisnya itu sudah ada," kata lulusan magister Kebijakan Publik National University of Singapore itu.

Ia mencontohkan, fenomena post-truth society atau berkembang biaknya hoax ini berhasil mengantarkan kelompok Brexit menginginkan Inggris keluar dari Uni Eropa.

"Ini menjadi salah satu hasil dari mekanisme post-truth yang terus berkembang. Sehingga, kamus Oxford saja tahun lalu menambahkan post-truth sebagai diksi baru. Ini akhirnya menjadi realita di mana hal palsu dianggap menjadi kebenaran," kata Hanafi.

Lebih lanjut ia mengungkapkan, post-truth sudah tidak bisa dihindarkan karena terjadi di dunia maya sehingga semua orang berpotensi mengkonsumsi konten hoax.