Jakarta (ANTARA News) - Pemerintah Jepang memberikan pinjaman sebesar 15,7 juta dolar AS untuk pengembangan proyek Jakarta Mass Rapid Transit System (MRT) guna mengurangi kemacetan dan meningkatkan iklim investasi Indonesia melalui pengembangan infrastruktur. "Kesepakatan ini dicapai pada 28 November 2006 di Tokyo antara Menteri Luar Negeri Jepang Taro Aso dan Menlu Indonesia Hassan Wirajuda saat kunjungan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono ke Jepang," kata Wakil Duta Besar Jepang untuk Indonesia, Satoru Satoh, di Jakarta, Jumat. Kemacetan di kota metropolitan Jakarta terjadi terutama pada jam-jam sibuk, yakni pagi dan sore hari. Hal itu disebabkan karena tidak memadainya infrastruktur transportasi dan ketergantungan yang berlebihan pada fasilitas jalan raya. Proyek The Jakarta MRT System bertujuan untuk meningkatkan kapasitas muatan penumpang di Jakarta melalui konstruksi jalur rel. Jalur rel akan disambungkan antara Lebak Bulus hingga Dukuh Atas dengan total panjang mencapai 14,5 km (4 km berada di bawah tanah dan 10,5 berada di permukaan tanah). Seluruh proyek diperkirakan menelan biaya sebesar 110 miliar yen atau setara 917 juta dolar AS, termasuk pinjaman untuk layanan teknis. Konstruksi tersebut direncanakan selesai pada 2014. Pinjaman pemerintah Jepang tersebut dengan tingkat suku bunga 0,40 persen per tahun dengan periode pengembalian 40 tahun serta metode procurement STEP. (*)