Penumpang KRL naik 8,9 persen sepanjang 2016
11 Januari 2017 15:03 WIB
Rencana Kenaikan Tarif KRL Jabodetabek Kereta Commuter Line melintas di perlintasan kereta kawasan Cilebut, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Jumat (19/8/2016). PT KAI Commuter Jabodetabek (KCJ) menaikkan tarif seluruh relasi Commuter Line Rp1.000 yang akan berlaku mulai 1 Oktober 2016. (ANTARA /Yulius Satria Wijaya) ()
Jakarta (ANTARA News) - Jumlah penumpang kereta rel listrik (KRL) Jabodetabek naik sebesar 8,9 persen atau total sebanyak 280 juta penumpang sepanjang 2016 dibanding dengan 2015.
Direktur Utama PT KAI Commuter Jabodetabek Muhammad Nurul Fadhila dalam konferensi pers di Jakarta, Rabu, mengatakan pertumbuhan jumlah penumpang tersebut karena ditopang dengan upaya penambahan kapasitas, di antaranya rangkaian kereta dengan formasi 12 dan 10 kereta, perluasan "hall" stasiun, pemasangan "guiding block" (ubin penunjuk arah bagi pengguna dengan disabilitas) serta pembangunan jembatan penyeberangan orang (JPO) dan "underpass" Stasiun.
"Pertumbuhan jumlah pengguna tersebut merupakan upaya menambah kapasitas angkut melalui perpanjangan rangkaian kereta tanpa menambah jumlah perjalanan dengan pertimbangan keterbatasan kapasitas lintas jalur rel," katanya.
Hingga akhir 2016, KCJ telah mengoperasikan 18 rangkaian dengan formasi 12 kereta dan 31 rangkaian formasi 10 kereta.
Fadhil mengatakan penambahan kapasitas tersebut tidak lepas dari perawatan sarana dengan memperbanyak ketersediaan suku cadang.
"Melalui metode ini, komponen pada kereta yang rusak dapat langsung kami ganti sepenuhnya dengan yang baru, kemudian kereta siap digunakan," katanya.
Dari segi operasi, dia menambahkan KCJ telah membuka kembali stasiun Ancol mulai 25 Juni 2016.
Perpanjangan peron pun, tambah Fadhil, berlanjut di tujuh stasiun, yaitu Pasar Minggu, Pasar Minggu Baru, Citayam, Cakung, Sudimara, Pondok Ranji dan Lenteng Agung.
Selain itu, sepanjang 2016, KCJ juga telah memasang mesin pembelian tiket otomatis (vending machine) sebanyak 50 unit yang tersebar di 13 stasiun.
"Untuk mengutamakan keselamatan dan memudahkan aktivitas penumpang berpindah antarperon, kami juga tengah membangun jembatan penyerangan orang (JPO) dan underpass di dalam stasiun, salah satunya di Stasiun Tanah Abang sebagai salah satu stasiun transit," katanya.
Fadhil menuturkan secara fisik pembangunan JPO yang akan dilengkapi dengan enam eskalator tersebut telah selesai 80 persen.
"Rencananya, pada Maret 2017 fasilitas JPO Stasiun Tanah Abang telah dapat digunakan," katanya.
Selain itu, dia menambahkan, pihaknya juga tengah memperluas "hall" Stasiun Bogor dan Tebet untuk memisahkan alur pergerakan penumpang masuk dan keluar.
"Nantinya di Stasiun Tebet akan memiliki tiga akses masuk atau keluar dari sebelumnya hanya satu akses," katanya.
Untuk fasilitas kesehatan, KCJ telah membangun 13 pos kesehatan, kursi sandar dan kursi prioritas di 20 stasiun dan ubin pemandu penyandang disabilitas (guiding block) di 20 stasiun.
Direktur Utama PT KAI Commuter Jabodetabek Muhammad Nurul Fadhila dalam konferensi pers di Jakarta, Rabu, mengatakan pertumbuhan jumlah penumpang tersebut karena ditopang dengan upaya penambahan kapasitas, di antaranya rangkaian kereta dengan formasi 12 dan 10 kereta, perluasan "hall" stasiun, pemasangan "guiding block" (ubin penunjuk arah bagi pengguna dengan disabilitas) serta pembangunan jembatan penyeberangan orang (JPO) dan "underpass" Stasiun.
"Pertumbuhan jumlah pengguna tersebut merupakan upaya menambah kapasitas angkut melalui perpanjangan rangkaian kereta tanpa menambah jumlah perjalanan dengan pertimbangan keterbatasan kapasitas lintas jalur rel," katanya.
Hingga akhir 2016, KCJ telah mengoperasikan 18 rangkaian dengan formasi 12 kereta dan 31 rangkaian formasi 10 kereta.
Fadhil mengatakan penambahan kapasitas tersebut tidak lepas dari perawatan sarana dengan memperbanyak ketersediaan suku cadang.
"Melalui metode ini, komponen pada kereta yang rusak dapat langsung kami ganti sepenuhnya dengan yang baru, kemudian kereta siap digunakan," katanya.
Dari segi operasi, dia menambahkan KCJ telah membuka kembali stasiun Ancol mulai 25 Juni 2016.
Perpanjangan peron pun, tambah Fadhil, berlanjut di tujuh stasiun, yaitu Pasar Minggu, Pasar Minggu Baru, Citayam, Cakung, Sudimara, Pondok Ranji dan Lenteng Agung.
Selain itu, sepanjang 2016, KCJ juga telah memasang mesin pembelian tiket otomatis (vending machine) sebanyak 50 unit yang tersebar di 13 stasiun.
"Untuk mengutamakan keselamatan dan memudahkan aktivitas penumpang berpindah antarperon, kami juga tengah membangun jembatan penyerangan orang (JPO) dan underpass di dalam stasiun, salah satunya di Stasiun Tanah Abang sebagai salah satu stasiun transit," katanya.
Fadhil menuturkan secara fisik pembangunan JPO yang akan dilengkapi dengan enam eskalator tersebut telah selesai 80 persen.
"Rencananya, pada Maret 2017 fasilitas JPO Stasiun Tanah Abang telah dapat digunakan," katanya.
Selain itu, dia menambahkan, pihaknya juga tengah memperluas "hall" Stasiun Bogor dan Tebet untuk memisahkan alur pergerakan penumpang masuk dan keluar.
"Nantinya di Stasiun Tebet akan memiliki tiga akses masuk atau keluar dari sebelumnya hanya satu akses," katanya.
Untuk fasilitas kesehatan, KCJ telah membangun 13 pos kesehatan, kursi sandar dan kursi prioritas di 20 stasiun dan ubin pemandu penyandang disabilitas (guiding block) di 20 stasiun.
Pewarta: Juwita Trisna Rahayu
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2017
Tags: