5.000 warga Yahudi Prancis pindah ke Israel selama 2016
10 Januari 2017 12:55 WIB
Seorang gadis kecil terlihat melalui bendera Israel dalam aksi demo menentang penetapan pengadilan untuk menggusur unit perumahan di pemukiman Yahudi Beit El di luar Mahkamah Agung di Yerusalem, Rabu (8/7/15). (REUTERS/Ammar Awad)
Paris (ANTARA News) - Sebanyak 5.000 orang Yahudi Prancis lain pindah ke Israel tahun lalu menurut data yang ditunjukkan Senin (9/1), melanjutkan tren yang menandai keluarnya ribuan orang dari negara tersebut setelah serangkaian serangan yang menyasar warga.
Badan Yahudi Israel merilis data terbaru saat Prancis memperingati dua tahun sejak serangan yang menyasar kantor majalah Charlie Hebdo dan supermarket Yahudi di Paris, tempat empat pembeli ditembak mati.
Daniel Benhaim, yang mengepalai kelompok yang didukung Israel di Prancis itu, mengatakan bahwa ketidakamanan menjadi "katalis" bagi banyak orang Yahudi yang sudah berpikir untuk meninggalkan Prancis.
Emigrasi 5.000 orang pada 2016 menambah catatan 7.900 orang yang meninggalkan negara itu tahun 2015 dan 7.231 pada 2014. Secara keseluruhan, 40.000 warga Yahudi Prancis sudah beremigrasi sejak 2006 menurut data yang dilihat kantor berita AFP.
"Aliyah (tindakan pindah ke Israel) warga Yahudi Prancis cukup signifikan dalam satu dekade terakhir," kata Benhaim kepada AFP.
Komunitas Yahudi Prancis adalah yang terbesar di Eropa dan diperkirakan jumlahnya sekitar 500.000 orang.
Komunitas tersebut pada 2016 dikejutkan oleh penculikan dan pembunuhan brutal seorang pemuda anti-Semit Yahudi, Ilan Halimi, di pinggiran Paris, yang diikuti dengan penembakan di sebuah sekolah Yahudi di kota barat daya Toulouse pada 2012.
Sebagian dari mereka yang pindah ke Israel diketahui kembali ke negara asal sesudahnya. Menurut perkiraan kisarannya 10 sampai 35 persen.
Para ahli dan anggota komunitas Yahudi di Prancis mengatakan bahwa serangan-serangan belakangan bulan satu-satunya alasan mereka pindah, namun alasan keluarga, agama dan ekonomi juga berperan.(mr)
Badan Yahudi Israel merilis data terbaru saat Prancis memperingati dua tahun sejak serangan yang menyasar kantor majalah Charlie Hebdo dan supermarket Yahudi di Paris, tempat empat pembeli ditembak mati.
Daniel Benhaim, yang mengepalai kelompok yang didukung Israel di Prancis itu, mengatakan bahwa ketidakamanan menjadi "katalis" bagi banyak orang Yahudi yang sudah berpikir untuk meninggalkan Prancis.
Emigrasi 5.000 orang pada 2016 menambah catatan 7.900 orang yang meninggalkan negara itu tahun 2015 dan 7.231 pada 2014. Secara keseluruhan, 40.000 warga Yahudi Prancis sudah beremigrasi sejak 2006 menurut data yang dilihat kantor berita AFP.
"Aliyah (tindakan pindah ke Israel) warga Yahudi Prancis cukup signifikan dalam satu dekade terakhir," kata Benhaim kepada AFP.
Komunitas Yahudi Prancis adalah yang terbesar di Eropa dan diperkirakan jumlahnya sekitar 500.000 orang.
Komunitas tersebut pada 2016 dikejutkan oleh penculikan dan pembunuhan brutal seorang pemuda anti-Semit Yahudi, Ilan Halimi, di pinggiran Paris, yang diikuti dengan penembakan di sebuah sekolah Yahudi di kota barat daya Toulouse pada 2012.
Sebagian dari mereka yang pindah ke Israel diketahui kembali ke negara asal sesudahnya. Menurut perkiraan kisarannya 10 sampai 35 persen.
Para ahli dan anggota komunitas Yahudi di Prancis mengatakan bahwa serangan-serangan belakangan bulan satu-satunya alasan mereka pindah, namun alasan keluarga, agama dan ekonomi juga berperan.(mr)
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2017
Tags: