Rusia bantah terlibat dalam peretasan selama pemilu AS
10 Januari 2017 10:27 WIB
Presiden Rusia Vladimir Putin saat memberikan pidato Tahun Baru di Moskow, Rusia, Sabtu (31/12/2016). Laporan intelijen Amerika Serikat menyebut Putin mengarahkan kampanye pengaruh canggih yang melibatkan serangan siber untuk menjelekkan calon presiden Partai Demokrat Hillary Clinton dan mendukung Trump. (Sputnik/Mikhail Klimentyev/Kremlin)
Moskow (ANTARA News) - Kremlin membantah tuduhan bahwa Rusia terlibat dalam serangan-serangan peretas selama pemilihan presiden Amerika Serikat tahun 2016.
"Kami pastinya terus mengesampingkan keterlibatan apa pun dari Moskow dan...para pejabat serta lembaga Rusia dalam serangan peretas apa pun," kata juru bicara Kremlin Dmitry Peskov, Senin (9/1).
Bulan ini komunitas intelijen Amerika Serikat (AS) mempublikasikan sebagian dari laporan rahasia berjudul "Penilaian Aktivitas dan Maksud Rusia dalam Pemilu baru Amerika Serikat", mengklaim bahwa "Presiden Rusia Vladimir Putin memerintahkan dan mempengaruhi kampanye 2016 yang ditujukan ke pemilihan presiden AS."
Laporan itu menyatakan bahwa tindakan Moskow ditujukan untuk "merusak kepercayaan publik dalam proses demokrasi AS" via lembaga pemerintah Rusia, media yang didanai pemerintah, pengguna sosial media bayaran dan para peretas untuk mengamankan kemenangan Donald Trump dalam pemilihan presiden.
Menurut warta kantor berita Xinhua, Peskov mengatakan bahwa tuduhan dalam publikasi komunitas intelijen AS itu tidak berbukti dan disiapkan di "tingkat amatir dan emosional", yang sulit digunakan untuk kerja profesional badan keamanan berkualitas tinggi.
Pada Minggu, tim Trump mengatakan bahwa Trump menerima temuan komunitas intelijen AS bahwa Rusia berada di belakang serangan siber yang diarahkan ke pemilihan presiden, tuduhan yang berulangkali disangkal Trump.
Namun Trump mengatakan bahwa tuduhan kegiatan peretasan itu tidak berdampak pada hasil pemilihan umum dan dia tidak secara langsung membenarkan keterlibatan Rusia.
"Kami pastinya terus mengesampingkan keterlibatan apa pun dari Moskow dan...para pejabat serta lembaga Rusia dalam serangan peretas apa pun," kata juru bicara Kremlin Dmitry Peskov, Senin (9/1).
Bulan ini komunitas intelijen Amerika Serikat (AS) mempublikasikan sebagian dari laporan rahasia berjudul "Penilaian Aktivitas dan Maksud Rusia dalam Pemilu baru Amerika Serikat", mengklaim bahwa "Presiden Rusia Vladimir Putin memerintahkan dan mempengaruhi kampanye 2016 yang ditujukan ke pemilihan presiden AS."
Laporan itu menyatakan bahwa tindakan Moskow ditujukan untuk "merusak kepercayaan publik dalam proses demokrasi AS" via lembaga pemerintah Rusia, media yang didanai pemerintah, pengguna sosial media bayaran dan para peretas untuk mengamankan kemenangan Donald Trump dalam pemilihan presiden.
Menurut warta kantor berita Xinhua, Peskov mengatakan bahwa tuduhan dalam publikasi komunitas intelijen AS itu tidak berbukti dan disiapkan di "tingkat amatir dan emosional", yang sulit digunakan untuk kerja profesional badan keamanan berkualitas tinggi.
Pada Minggu, tim Trump mengatakan bahwa Trump menerima temuan komunitas intelijen AS bahwa Rusia berada di belakang serangan siber yang diarahkan ke pemilihan presiden, tuduhan yang berulangkali disangkal Trump.
Namun Trump mengatakan bahwa tuduhan kegiatan peretasan itu tidak berdampak pada hasil pemilihan umum dan dia tidak secara langsung membenarkan keterlibatan Rusia.
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2017
Tags: