Jakarta (ANTARA News) - Pemimpin Pondok Pesantren Abdurrahman Wahid Soko Tunggal KH. Nuril Arifin Husein yang biasa disapa Gus Nur menyatakan bahwa dia memperjuangkan Calon Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama sebagai warga Indonesia yang berhak dipilih.

"Barangkali saya tidak nyoblos Mas Ahok karena KTP saya masih Semarang, tetapi saya memperjuangkan beliau agar diakui hak kemanusiaannya, hak sebagai bangsa Indonesia yang boleh memilih atau dipilih," kata Gus Nur saat dikunjungi Ahok di Pondok Pesantren Soko Tunggal, Gang Sodong Utara 5, Cipinang, Pulo Gadung, Jakarta Timur, Senin.

Gus Nur mengatakan wajah Indonesia dan Islam Nusantara yang sesungguhnya dapat dilihat dari bagaimana koridor dan kesempatan diberikan kepada semua elemen bangsa untuk dihargai.

Baca Juga : Ahok kunjungi pondok pesantren Gus Dur



Ahok sendiri mengaku terkesan dengan mengagumi Gus Nur pada pertemuan pertamanya itu.

"Saya terkesan dengan cerita beliau sangat tahu sejarah dari Wali Songo sampai masa depan dunia. Saya tertarik sama cerita revolusi mental, tentang tol laut. Itu udah dari lama dari sebelum Wali Songo. Kalau semua sudah selesai, saya mau tanya-tanya lagi ke sini," kata Ahok.

Ahok juga kembali menyampaikan permintaan maafnya atas segala kegaduhan yang ia sebabkan, namun ia melihat ada hikmah dibalik hal tersebut, yakni membuat umat Islam bersatu.

Dia meminta doa dan dukungan sebelum menghadapi sidang lanjutan Selasa esok.




Baca Juga : Ahok berharap teman lamanya datang saat sidang

"Nasib saya tentu di tangan Tuhan, tetapi lebih tentu di tangan hakim, jaksa penuntut umum juga penasihat hukum. Perjuangan saya sama Pak Djarot belum selesai buat Jakarta, nanggung ini, makanya kami minta izin supaya kami terpilih untuk menyelesaikannya," kata Ahok.

Ahok mengunjungi pondok pesantren ini demi silaturahmi. Ia dihadiahi ikat kepala khas Bali, udeng bernuansa merah, oleh Gus Nur.