Jakarta (ANTARA News) - Koordinator Sahabat Anies-Sandi, Anggawira, tak mau DKI Jakarta menjadi ajang politik dinasti karena politik semacam itu punya potensi buruk terhadap pengembangan wilayah.
Dalam keterangan tertulisnya, Senin, Anggawira menyebut dinasti politik berpotensi menciptakan korupsi yang besar karena biasanya penguasa pada umumnya akan menempatkan orang-orang yang masih berhubungan darah dan keturunan sebagai pejabat publik.
Hal itu disampaikan Anggawira menanggapi banyaknya pejabat daerah hasil dari dinasti politik yang tersangkut kasus korupsi, seperti di Klaten dan Banten.
"Kami lihat dinasti politik yang dibangun di Indonesia termasuk Klaten dan Banten motifnya bukan mendedikasikan diri untuk memaksimalkan pelayanan publik atau bekerja demi masyarakat," kata Anggawira.
Dia juga menilai politik dinasti bertentangan dengan budaya demokrasi yang sedang tumbuh di Indonesia karena mengabaikan kompetensi dan rekam jejak.
Dia mengkritik fakta dalam sistem perpolitikan Indonesia bahwa politik dinasti seperti dilazimkan.
"Padahal jika terjadi akan sangat masif korupsinya seperti yang sekarang baru terjadi," kata fungsionaris Partai Gerindra itu.
Dia mengajak warga untuk memilih pemimpin berdasarkan rekam jejak, kualitas dan kapasitas calon pemimpin dan bukan pemimpin yang ingin membangun dinasti politik.
Pasangan Anies Baswedan-Sandiaga Uno diusung oleh Partai Gerindra dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) dengan nomor urut tiga.
Dua pasangan lainnya adalah Agus Harimurti Yudhoyono-Sylviana dan Basuki Tjahaja Purnama-Djarot Saiful Hidayat.
Sahabat Anies-Sandi tak mau ada politik dinasti di Jakarta
9 Januari 2017 13:19 WIB
Wakil Gubernur Jakarta Wakil Gubernur Sandiaga S. Uno menyapa pengunjung pasar Blok A Tanah Abang saat kampanye di Jakarta, Senin (26/12/2016). (ANTARA /M Agung Rajasa)
Pewarta: Muhammad Razi Rahman
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2017
Tags: