Polisi ungkap Ius pelaku pertama masuk rumah Dodi di Pulomas
6 Januari 2017 02:39 WIB
Rilis Kasus Pulomas Kapolda Metro Jaya Irjen Pol M Iriawan (kedua kanan) menunjukkan tersangka Ridwan Sitorus alias Ius Pane (kedua kiri) dalam rilis kasus Pulomas di Polda Metro Jaya, Jakarta, Kamis (5/1/2017). Dalam rilis kasus perampokan yang menewaskan enam orang di Pulomas, Jakarta Timur tersebut polisi menunjukkan tersangka kejahatan sekaligus sejumlah barang bukti yaitu senjata, uang, dan rekaman CCTV kejadian. (ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan) ()
Jakarta (ANTARA News) - Polisi mengungkapkan, tersangka Ridwan Sitorus alias Ius Pane berperan sebagai pelaku yang pertama masuk ke rumah korban Dodi Triono saat merampok yang menewaskan enam orang di kawasan Pulomas, Pulogadung, Jakarta Timur.
"Jadi Ius yang membuka pertama (pintu pagar)," kata Kapolda Metro Jaya Inspektur Jenderal Polisi M Iriawan di Jakarta, Kamis (5/1).
Saat masuk ke rumah Dodi, Iriawan mengatakan Ius memanggil sopir Dodi, Yanto kemudian pimpinan kelompok pelaku bernama Ramlan Butar Butar turun dari mobil disusul tersangka Erwin Situmorang, sedangkan Alfin Bernius Sinaga berjaga di mobil.
"Saat itu pelaku membawa senjata tajam dan Ramlan mengeluarkan senjata api," ujar Iriawan.
Sebelum beraksi, para pelaku mengumpulkan para korban yang berada di lantai dasar maupun lantai dua.
Para korban dikumpulkan di toilet berukuran 1,5 meter x 1,5 meter selanjutnya sopir lain datang ke rumah, namun diancam Alfin Sinaga menggunakan senjata api.
Kemudian korban Dodi datang menggunakan mobil langsung ditodong senjata api dan dimasukkan ke toilet bersama korban lainnya yang telah disekap.
Iriawan menyebutkan para pelaku beraksi sekitar 16 menit membawa uang Rp1 juta, jam tangan, dompet, tas dan uang tunai di saku celana Dodi.
Kapolda Metro Jaya mengungkapkan Ramlan yang berinisiatif untuk mengumpulkan dan menyekap para korban di kamar mandi tersebut.
Selain itu, Ramlan juga mematikan lampu toilet sehingga kipas menyedot udara tidak berfungsi akibatnya korban kehabisan oksigen.
Ramlan juga mematahkan pegangan dan kunci pintu agar para korban kesulitan keluar dari toilet sehingga memudahkan pelaku beraksi.
Berdasarkan pengakuan Ius, kelompok penjahat pimpinan Ramlan itu tidak berniat membunuh karena biasanya saat beraksi hanya menyekap korban.
"Jadi Ius yang membuka pertama (pintu pagar)," kata Kapolda Metro Jaya Inspektur Jenderal Polisi M Iriawan di Jakarta, Kamis (5/1).
Saat masuk ke rumah Dodi, Iriawan mengatakan Ius memanggil sopir Dodi, Yanto kemudian pimpinan kelompok pelaku bernama Ramlan Butar Butar turun dari mobil disusul tersangka Erwin Situmorang, sedangkan Alfin Bernius Sinaga berjaga di mobil.
"Saat itu pelaku membawa senjata tajam dan Ramlan mengeluarkan senjata api," ujar Iriawan.
Sebelum beraksi, para pelaku mengumpulkan para korban yang berada di lantai dasar maupun lantai dua.
Para korban dikumpulkan di toilet berukuran 1,5 meter x 1,5 meter selanjutnya sopir lain datang ke rumah, namun diancam Alfin Sinaga menggunakan senjata api.
Kemudian korban Dodi datang menggunakan mobil langsung ditodong senjata api dan dimasukkan ke toilet bersama korban lainnya yang telah disekap.
Iriawan menyebutkan para pelaku beraksi sekitar 16 menit membawa uang Rp1 juta, jam tangan, dompet, tas dan uang tunai di saku celana Dodi.
Kapolda Metro Jaya mengungkapkan Ramlan yang berinisiatif untuk mengumpulkan dan menyekap para korban di kamar mandi tersebut.
Selain itu, Ramlan juga mematikan lampu toilet sehingga kipas menyedot udara tidak berfungsi akibatnya korban kehabisan oksigen.
Ramlan juga mematahkan pegangan dan kunci pintu agar para korban kesulitan keluar dari toilet sehingga memudahkan pelaku beraksi.
Berdasarkan pengakuan Ius, kelompok penjahat pimpinan Ramlan itu tidak berniat membunuh karena biasanya saat beraksi hanya menyekap korban.
Pewarta: Taufik Ridwan
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2017
Tags: