Jakarta (ANTARA News) - Kepala Kesyahbanadaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Muara Angke Deddy Junaedi mengatakan belum menerima surat pemberhentian dari jabatannya itu menyusul insiden terbakarnya KM Zahro Express yang menyebabkan beberapa penumpangnya tewas.
"Belum ada. Saya belum tahu kabar itu," katanya saat ditemui di kantornya di Jakarta, Senin.
Deddy mengaku tidak mempermasalahkan jika memang dirinya dicopot dari jabatan yang diembannya sejak dua bulan lalu tersebut.
"Saya tidak masalah kalau memang dicopot, saya bisa cepat kaya, saya bisa berbisnis. Ngapain pusing," tuturnya.
Sebelumnya, diberitakan bahwa Dirjen Perhubungan Laut Kementerian Perhubungan Tonny Budiono mengkonfirmasi bahwa Syahbandar Muara Angke Deddy Junaedi akan dicopot.
"Ya benar. Alasan terkait terbakarnya Kapal Zahro Express," kata Tonny.
Menurut dia, Deddy akan dicopot dan digantikan oleh Pelaksana Tugas mulai Selasa (3/1).
Tonny menyampaikan, terdapat ketidaksesuaian data pada Surat Persetujuan Berlayar (SPB) kapal Zahro Express yang terbakar Minggu (1/1).
Pada SPB tertulis jumlah penumpang 100 orang, namun pada kenyataannya dikabarkan terdapat lebih dari 100 orang yang menumpang kapal tersebut.
"Jumlah penumpang tertulis 100. Kalau yang ada di atas kapal ada yang bilang 184, ada yang bilang 250. Tapi, yang jelas berbeda dengan yang di manifest," ungkap Tonny.
Syahbandar Muara Angke mengaku belum terima surat pemberhentian
3 Januari 2017 02:08 WIB
Warga menyaksikan bangkai Kapal Mesin Zahro Express di Pelabuhan Muara Angke, Jakarta, Senin (2/1/17). (ANTARA News/Try Reza Essra)
Pewarta: Try Reza Essra
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2017
Tags: