Jakarta (ANTARA News) - Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral mengimbau masyarakat waspada melintasi Jembatan Cisomang di Tol Purbaleunyi, yang pilar jembatannya bergeser 53 centimeter, terutama saat atau setelah turun hujan lebat.

Berdasarkan data dari Kepala Badan Geologi Kementerian ESDM Ego Syahrial yang diterima di Jakarta, Kamis, pergeseran tanah yang menjadi penyebab deformasi (retakan) pada pilar dan tubuh jembatan karena adanya peningkatan keairan setelah turun hujan selama musim hujan.

Ego menyebutkan air hujan maupun air sungai meresap masuk menjenuhi tanah lapukan maupun langsung masuk melalui kontak antara batu lempung pada bagian bawah dan batuan vulkanik di atasnya.

Hal tersebut menyebabkan bobot masa batuan dan tanah lapukan meningkat, bergerak melalui bidang gelincir batu lempung napalan ini secara perlahan.

Sementara aliran sungai Cisomang, lanjut Ego, berperan terhadap bergesernya bronjong sungai penahan erosi sekaligus penahan pilar jembatan.

"Masyarakat pengguna jalan Tol Cipularang di sekitar lokasi tersebut agar selalu meningkatkan kewaspadaan terutama pada saat dan setelah hujan lebat yang berlangsung lama dan mengikuti arahan pihak Jasa Marga maupun pemerintah daerah setempat," kata Ego.

Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi telah menerbitkan Surat Edaran Menteri Perhubungan Nomor 41 Tahun 2016 yang menyebutkan hanya kendaraan roda empat golongan I yang bisa melewati Jembatan Cisomang selama satu bulan kedepan.

Selain dikarenakan meningkatnya keairan tanah, beberapa faktor lain yang menyebabkan pergerakan tanah di Jembatan Cisomang antara lain beban dan getaran akibat kendaraan melintas, kemiringan lereng yang terjal di sisi kiri kanan lembah sungai, adanya erosi Sungai Cisomang, serta karakteristik batu lempung napalan dan serpihan lempungan dari yang mempunyai sifat mudah mengembang jika jenuh air.