Jakarta (ANTARA News) - Almianda Saphira menceritakan kebiasaan putrinya, Zanette Kalila Azaria, yang biasa disapa Anet, menilai gambar-gambar buatan ayahnya, Dodi Triono, arsitek yang tewas dalam tragedi penyekapan di Pulomas, Jakarta Timur.

Saphira, mantan istri kedua Dodi, mengatakan Anet punya bakat menggambar sehingga Dodi mempercayai pendapatnya.

"Anet pinter, suka gadget, pinter menggambar. Anet bisa dibilang penyortir pertama gambar papanya. Papanya udah feeling Anet pandai menggambar," kata Saphira, yang menjenguk putrinya di Rumah Sakit Kartika Pulomas, Kamis sore.

Saphira, yang bercerai dengan Dodi tahun lalu, menuturkan bahwa mantan suaminya biasa tidur lebih cepat, pukul 19.00, kemudian bangun pukul 02.00 untuk menyiapkan pekerjaan.

Setelah menyiapkan pekerjaan, Dodi main badminton lalu bertemu dengan anak-anaknya yang hendak berangkat ke sekolah.

Anet, yang belajar di sekolah khusus karena berkebutuhan khusus, sering melihat meja kerja sang ayah dan menilai gambar-gambar buatan Dodi.

"Kalau Anet berangkat sekolah, Anet cuma bilang jelek atau bagus....Anet seolah mempertegas, kalau Anet bilang bagus, itu jadi semangat tambahan buat papanya," ucap Saphira sambil menirukan gerakan Anet memberi jempol saat memuji gambar papanya.

Saphira juga menceritakan bahwa Anet sudah rindu kembali bersekolah.

"Anet ikut taekwondo. Kalau bertanding, jago dia. Pengen cepet pulang, pengen cepet sekolah, padahal masih libur," pungkas Saphira.

Anet merupakan satu dari lima korban yang selamat dalam tragedi perampokan dan penyekapan di Pulomas yang menewaskan enam orang, termasuk ayah Anet dan dua saudarinya.