Meureudu, Aceh (ANTARA News) - Pelaksana tugas (Plt) Gubernur Aceh Soedarmo menegaskan, pembangunan sekolah-sekolah yang rusak parah serta ringan menjadi prioritas utama pemerintah pascagempa di Kabupaten Pidie Jaya, Aceh.

"Pembangunan rumah sekolah yang rusak parah dan ringan menjadi prioritas utama," kata Plt. Gubernur Aceh ketika mendampingi Menteri Perindustrian (Menperin) Airlangga Hartarto di Pidie Jaya, Rabu.

Jenderal bintang dua itu juga menyampaikan, pihaknya sudah memerintahkan kepada Pemerintah Kabupaten Pidie Jaya untuk mengoptimalkan pembangunan rumah sekolah agar aktivitas belajar kembali normal.

"Pembangunan sekolah menjadi prioritas utama, untuk sementara sekolah yang rusak parah sudah didirikan tenda darurat dan selanjutkan akan dibagun sekolah permanen," ujarnya.

Soedarmo mengakui, selain pembangunan rumah sekolah pihaknya juga akan segera membangun rumah warga yang rusak parah maupun ringan.

Pada kesempatan itu, Wakil Bupati Pidie Jaya Said Mulyadi yang juga Komandan Satgas Tanggap Darurat mengakui, proses belajar mengajar sudah berjalan normal di sekolah yang rusak parah maupun rusak ringan.

"Di sekolah yang rusak parah sudah didirikan tenda untuk sementara waktu dan aktifitas belajar sudah berjalan normal," katanya.

Sebelumnya, BNPB juga menyebutkan, dampak dari guncangan gempa itu, sebanyak 271 bangunan sekolah rusak dan 86 diantaranya rusak berat.

Gempa tektonik 6,4 SR, Rabu (7/12) pagi pukul 05:03 Wib, lokasinya persis, 5.19 lintang utara (LU), 96.36 barat timur (BT) dan 18 kilometer timur laut Kabupaten Pidie Jaya, dikedalaman 10 kilometer telah menelan korban jiwa sebanyak 102 orang, 96 diantaranya warga Pidie Jaya, 4 warga Pidie dan 2 warga Bireuen.

Kemudian, dampak dari guncangan gempa itu juga sebanyak 857 orang mengalami luka berat hingga ringan dan 83.838 korban lainnya menempati posko pengungsian yang tersebar di 124 titik.