Jakarta (ANTARA News) - Dodi Triono salah satu korban pembunuhan sadis di Pulomas Jakarta Timur merupakan pribadi yang baik dan cerdas, menurut beberapa rekannya semasa kuliah.

Dodi Triono adalah alumnus Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Indonesia angkatan 1976 dan lulus pada 1981.

"Dodi itu pinter banget dan baik. Di antara satu angkatan saya, dia paling duluan lulus dari sekian orang. Dia satu dari tiga orang yang lulus duluan," tutur Dodi Latif, salah satu teman Dodi Triono, di TPU Tanah Kusir, Rabu.

Latif yang terakhir bertemu Dodi pada 23 Desember 2016, mengatakan Almarhum tidak pernah membicarakan proyek atau pekerjaan apabila sedang berkumpul bersama alumnus Teknik Arsitektur UI, melainkan bercanda bersama dan membicarakan hal-hal yang ringan.

"Terakhir, tanggal 23 (Desember 2016), dia agak pendiam, padahal biasanya ngebanyol. Di grup WA (Whatsapp), sebelumnya dia tidak pernah kasih kita wejangan, tapi akhir-akhir ini isinya wejangan," cerita Latif.

Ia menambahkan, "Jelas saya sangat kehilangan Dodi."

Toni Harianto teman dekat Dodi mengatakan semasa kuliah Almarhum suka mengikuti berbagai kegiatan, salah satunya naik gunung.

"Sudah 40 tahun yang lalu, dari masih mahasiswa main gitar ke gunung," kata Toni Harianto.

"Dodi anak tunggal, sangat disayang orang tua. Dia rajin shalat," lanjut dia. "Dodi juga doyan kerja, bijaksana dan tidak sombong sama sekali."

Dodi (59) dan kedua putrinya, Diona Arika Andra Putri (16), Dianita Gemma Dzalfayla (9) dimakamkan bersebelahan di TPU Tanah Kusir. Selain itu, korban tewas lainnya adalah seorang tamu bernama Amel (teman anaknya), serta kedua sopirnya, Yanto dan Tasrok.

Lima lainnya masih hidup meski saat ditemukan sudah dalam keadaan lemas, yakni Emi (41), Zanette Kalila Azaria (13), Santi (22), Fitriani (23) dan Windy (23).