London (ANTARA News) – Cheetah terancam punah karena hilangnya habitat mereka dan berbagai dampak lain yang ditimbulkan oleh manusia.




Hal itu diungkapkan sebuah studi baru yang diterbitkan pekan ini. Studi itu menyerukan untuk tindakan cepat guna menyelamatkan cheetah, hewan darat tercepat di dunia itu, AFP.




Jumlah populasi Cheetah di Zimbabwe merosot lebih dari 85 persen dalam 16 tahun dan kurang dari 50 ekor di Iran, ungkap Perkumpulan Zoologi London (ZSL) dan Perkumpulan Konservasi Alam Liar (WCS).




Penulis laporan tersebut mengatakan cheetah harus dimasukkan dalam daftar spesies "terancam punah", bukan lagi "rentan" di Daftar Merah Spesies International Union for Conservation of Nature's (IUCN).




Studi tersebut dipublikasikan dalam Proceedings of the National Academy of Sciences, memperkirakan hanya 7.100 cheetah yang masih hidup di alam liar, menempati hanya sembilan persen dari wilayah yang pernah mereka tinggali.




"Cheetah berlari menuju ambang kepunahan dan bisa hilang selamanya kecuali tindakan konservasi luas segera dilakukan," kata ZSL dalam sebuah pernyataan.




Ada sekitar 100.000 cheetah pada awal abad ke-20, menurut perkiraan sebelumnya.




"Mengingat sifat alami kucing ini yang sukar dipahami, sangat sulit untuk mengumpulkan informasi dari spesies ini, yang membuat keadaannya diabaikan," kata Sarah Durant, penulis utama sekaligus pemimpin proyek Program Konservasi Luas Cheetah dan Anjing Liar Afrika.




Risiko kepunahan utama spesies cheetah disebabkan karena manusia memburu mangsa mereka, hilangnya habitat, perdagangan ilegal bagian tubuh mereka serta dijadikan hewan peliharaan eksotis, menurut studi itu.