Kementerian Perindustrian usul pengembangan pesawat terbang dalam negeri masuk PSN
28 Desember 2016 04:53 WIB
Pesawat militer CN-235 TNI AU. Foto menunjukkan pesawat terbang buatan PT Dirgantara Indonesia itu yang dialokasikan menjadi pesawat patroli maritim. Secara ex-officio, kepala staf TNI AU merupakan komisaris utama PT Dirgantara Indonesia, yang basis teknologi manufaktur pesawat terbangnya berkiblat ke CASA Spanyol dan Airbus Industrie. (wikipedia.org)
Jakarta (ANTARA News) - Kementerian Perindustrian mengusulkan pengembangan pesawat terbang buatan swasta nasional, PT Regio Aviasi Industri, R-80, serta N-245 buatan PT Dirgantara Indonesia, masuk dalam daftar revisi Proyek Strategis Nasional (PSN).
Demikian disampaikan Dirjen Industri Logam, Mesin, Alat Telekomunikasi dan Elektronika (ILMATE) Kementerian Perindustrian, I Gusti Putu Suryawirawan.
"Dua proyek pengembangan pesawat tersebut dianggap cukup strategis. Alasannya proyek ini bisa meningkatkan kemandirian Indonesia dalam penyediaan pesawat jarak menengah," ujar dia, melalui keterangan tertulis diterima di Jakarta, Selasa.
Dia menjelaskan, proyek pesawat N-245 merupakan pengembangan dari pesawat CN-235 yang dikerjakan oleh PT Dirgantara Indonesia (Persero). Huruf C dari nama CN-235 merupakan singkatan dari CASA Spanyol, menandakan pesawat terbang itu buatan bersama PT DI dengan CASA dari Spanyol.
Sedangkan, R-80 merupakan pesawat terbang bermesin jet menengah dengan daya angkut 80 hingga 100 penumpang yang dikembangkan PT Regio Aviasi Industri.
Menurut dia, apabila dua proyek pengembangan ini masuk revisi Peraturan Presiden Nomor 3/2016 tentang Percepatan Proyek Strategis Nasional itu, akan lebih mudah mendapatkan dukungan pemerintah.
Dukungan yang dimaksud adalah fasilitas pengujian prototipe serta jaminan lainnya sebagai proyek strategis nasional. "Apalagi prototipe itu ada dua, satu di darat dan satu lagi untuk diterbangkan," katanya.
Dengan masuknya dua proyek ini dalam taraf strategis, dia menargetkan pengembangan prototipe akan dimulai pada awal 2017 mendatang. Diharapkan pula, akhir 2019 kedua pesawat terbang itu dapat segera terbang.
Demikian disampaikan Dirjen Industri Logam, Mesin, Alat Telekomunikasi dan Elektronika (ILMATE) Kementerian Perindustrian, I Gusti Putu Suryawirawan.
"Dua proyek pengembangan pesawat tersebut dianggap cukup strategis. Alasannya proyek ini bisa meningkatkan kemandirian Indonesia dalam penyediaan pesawat jarak menengah," ujar dia, melalui keterangan tertulis diterima di Jakarta, Selasa.
Dia menjelaskan, proyek pesawat N-245 merupakan pengembangan dari pesawat CN-235 yang dikerjakan oleh PT Dirgantara Indonesia (Persero). Huruf C dari nama CN-235 merupakan singkatan dari CASA Spanyol, menandakan pesawat terbang itu buatan bersama PT DI dengan CASA dari Spanyol.
Sedangkan, R-80 merupakan pesawat terbang bermesin jet menengah dengan daya angkut 80 hingga 100 penumpang yang dikembangkan PT Regio Aviasi Industri.
Menurut dia, apabila dua proyek pengembangan ini masuk revisi Peraturan Presiden Nomor 3/2016 tentang Percepatan Proyek Strategis Nasional itu, akan lebih mudah mendapatkan dukungan pemerintah.
Dukungan yang dimaksud adalah fasilitas pengujian prototipe serta jaminan lainnya sebagai proyek strategis nasional. "Apalagi prototipe itu ada dua, satu di darat dan satu lagi untuk diterbangkan," katanya.
Dengan masuknya dua proyek ini dalam taraf strategis, dia menargetkan pengembangan prototipe akan dimulai pada awal 2017 mendatang. Diharapkan pula, akhir 2019 kedua pesawat terbang itu dapat segera terbang.
Pewarta: Sella Gareta
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2016
Tags: