Menhub: Terminal Tirtonadi Solo jadi proyek percontohan
27 Desember 2016 16:31 WIB
Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi (tengah) didampingi Wali Kota Surakarta FX Hadi Rudiyatmo (kanan) menunjukkan tiket yang dibeli secara online saat meresmikan Terminal Tirtonadi Tipe A, Solo, Jawa Tengah, Selasa (27/12/2016). (ANTARA FOTO/Aloysius Jarot Nugroho/P003)
Solo (ANTARA News) - Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi mengatakan bahwa Terminal Tirtonadi Solo Tipe A, Jawa Tengah, dapat menjadi proyek percontohan bagi terminal lainnya di Indonesia.
"Kami apresiasi dengan peresmian Terminal Tirtonadi Tipe A Solo, Jawa Tengah, dapat dijadikan percontohan di Indonesia," katanya, di sela-sela acara peresmian terminal itu, Selasa.
Ia mengemukakan, pemerintah bertanggung jawab untuk mewujudkan transportasi secara aman dan nyaman bagi seluruh masyarakat Indonesia.
Oleh karena itu, Kemenhub sebagai pelaksana bertanggung jawab berupaya untuk meningkatkan aspek keselamatan dan keamanan sekaligus meningkatkan kualitas pelayanan kepada masyarakat melalui pembangunan infrastruktur transportasi, serta pendekatan regulasi secara konsisten.
Budi mengatakan bahwa sesuai amanat Undang Undang Nomor 23/2014 tentang Pemerintahan Daerah, maka pembangunan Terminal Tirtonadi Solo Tipe A dikembalikan kepada Pemerintah Kota Surakarta yang sangat bersemangat dan bersinergi dengan Pemerintah Pusat.
"Kami melihat Pemkot Surakarta beberapa kali berhasil mendapatkan penghargaan. Kami memberikan amanat untuk pembangunan terminal menjadi percontohan daerah lain, berjalan lancar dan dapat berhasil," katanya.
Terminal Tirtonadi setelah selesai pelaksanaannya, menurut dia, kelihatan berkilap seperti bandar udara, sehingga menunjukkan Solo tidak main-main.
Menhub pun berharap berharap semua terminal di Jawa Tengah segera berbenah dan semuanya berkilap layaknya Terminal Tirtonadi Solo.
Oleh karena itu, pihaknya memberikan amanat kepada Direktur Jenderal Perhubungan Darat, agar standar pelayanan terminal harus berkilap, nyaman dan aman, seperti di Solo.
Selain itu, Budi mengemukakan rencana menggabungkan moda transportasi jugaseperti di Solo, yaitu Terminal Tirtonadi terkait dengan Stasiun Kereta Solo Balapan, dan dibuat jalur kereta api menuju Bandar Udara Adi Soemarmo. Hal ini layaknya jembatan udara (sky bridge).
"Masyarakat, baik dari Klaten atau Ngawi Jatim, nantinya bisa langsung ke bandara dengan jalur kereta api. Terminal dibangun Sky Bridge ke Stasiun Balapan," katanya.
Direktur Perhubungan Darat di Kementerian Perhubungan, Pudji Hartanto, mengatakan bahwa pembangunan infrastruktur Terminal Tirtonadi Tipe A yang dilaksanakan bertahap sejak 2009 hingga 2016 memiliki total investasi senilai Rp186 miliar bersumber melalui APBN, ABPD Provinsi Jateng dan APBD Kota Surakarta.
Ia mengatakan pembangunan terminal tersebut atas sinergitas antara baik pemerintah pusat maupun daerah yang diharapkan menjadi percontohan terminal penumpang lainnya di Indonesia.
Pembangunan terminal tipe A ini, menurut dia, menitikberatkan konsep pelayanan penumpang yang terbaik atas zona-zona, antara lain zona I untuk penumpang yang memiliki tiket, Zona II penumpang yang belum memiliki tiket, zona III perpindahan penumpang, dan zona IV sebagai tempat pengendapan kendaraan.
Hal ini semacam itu, dikemukakannya, seperti pelayanan yang selama ini telah dilaksanakan di sejumlah bandara dan stasiun kereta.
"Kami juga membangun fasilitas lainnya untuk integrasi moda transportasi dari terminal ke stasiun atau sebaliknya sepanjang 438 meter," katanya.
Adapun Wali Kota Surakarta F.X. Hadi Rudyatmo menyambut baik dan berterima kasih kepada Pemerintah Pusat dengan diresmikan Terminal Tirtonadi tipe A Solo, sehingga masyarakat yang menggunakan jasa angkutan bus akan mendapatkan pelayanan yang nyaman dan aman.
"Kami apresiasi dengan peresmian Terminal Tirtonadi Tipe A Solo, Jawa Tengah, dapat dijadikan percontohan di Indonesia," katanya, di sela-sela acara peresmian terminal itu, Selasa.
Ia mengemukakan, pemerintah bertanggung jawab untuk mewujudkan transportasi secara aman dan nyaman bagi seluruh masyarakat Indonesia.
Oleh karena itu, Kemenhub sebagai pelaksana bertanggung jawab berupaya untuk meningkatkan aspek keselamatan dan keamanan sekaligus meningkatkan kualitas pelayanan kepada masyarakat melalui pembangunan infrastruktur transportasi, serta pendekatan regulasi secara konsisten.
Budi mengatakan bahwa sesuai amanat Undang Undang Nomor 23/2014 tentang Pemerintahan Daerah, maka pembangunan Terminal Tirtonadi Solo Tipe A dikembalikan kepada Pemerintah Kota Surakarta yang sangat bersemangat dan bersinergi dengan Pemerintah Pusat.
"Kami melihat Pemkot Surakarta beberapa kali berhasil mendapatkan penghargaan. Kami memberikan amanat untuk pembangunan terminal menjadi percontohan daerah lain, berjalan lancar dan dapat berhasil," katanya.
Terminal Tirtonadi setelah selesai pelaksanaannya, menurut dia, kelihatan berkilap seperti bandar udara, sehingga menunjukkan Solo tidak main-main.
Menhub pun berharap berharap semua terminal di Jawa Tengah segera berbenah dan semuanya berkilap layaknya Terminal Tirtonadi Solo.
Oleh karena itu, pihaknya memberikan amanat kepada Direktur Jenderal Perhubungan Darat, agar standar pelayanan terminal harus berkilap, nyaman dan aman, seperti di Solo.
Selain itu, Budi mengemukakan rencana menggabungkan moda transportasi jugaseperti di Solo, yaitu Terminal Tirtonadi terkait dengan Stasiun Kereta Solo Balapan, dan dibuat jalur kereta api menuju Bandar Udara Adi Soemarmo. Hal ini layaknya jembatan udara (sky bridge).
"Masyarakat, baik dari Klaten atau Ngawi Jatim, nantinya bisa langsung ke bandara dengan jalur kereta api. Terminal dibangun Sky Bridge ke Stasiun Balapan," katanya.
Direktur Perhubungan Darat di Kementerian Perhubungan, Pudji Hartanto, mengatakan bahwa pembangunan infrastruktur Terminal Tirtonadi Tipe A yang dilaksanakan bertahap sejak 2009 hingga 2016 memiliki total investasi senilai Rp186 miliar bersumber melalui APBN, ABPD Provinsi Jateng dan APBD Kota Surakarta.
Ia mengatakan pembangunan terminal tersebut atas sinergitas antara baik pemerintah pusat maupun daerah yang diharapkan menjadi percontohan terminal penumpang lainnya di Indonesia.
Pembangunan terminal tipe A ini, menurut dia, menitikberatkan konsep pelayanan penumpang yang terbaik atas zona-zona, antara lain zona I untuk penumpang yang memiliki tiket, Zona II penumpang yang belum memiliki tiket, zona III perpindahan penumpang, dan zona IV sebagai tempat pengendapan kendaraan.
Hal ini semacam itu, dikemukakannya, seperti pelayanan yang selama ini telah dilaksanakan di sejumlah bandara dan stasiun kereta.
"Kami juga membangun fasilitas lainnya untuk integrasi moda transportasi dari terminal ke stasiun atau sebaliknya sepanjang 438 meter," katanya.
Adapun Wali Kota Surakarta F.X. Hadi Rudyatmo menyambut baik dan berterima kasih kepada Pemerintah Pusat dengan diresmikan Terminal Tirtonadi tipe A Solo, sehingga masyarakat yang menggunakan jasa angkutan bus akan mendapatkan pelayanan yang nyaman dan aman.
Pewarta: Bambang Dwi Marwoto
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2016
Tags: