Purwakarta (ANTARA News) - Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi berharap agar pengamanan objek vital di sekitar Waduk Jatiluhur lebih diperketat pascaperistiwa penggerebekan empat terduga teroris di daerah itu.

"Jumlah pos keamanan di sekitar Waduk Jatiluhur harus ditingkatkan lagi, termasuk optimalisasi patroli danau," katanya saat meninjau lokasi penggerebekan terduga teroris di Purwakarta, Jawa Barat, Senin.

Ia mengatakan, patroli danau dan pengamanan harus ditingkatkan karena saat ini cukup terbatas patroli dan pengamanan di sekitar Waduk Jatiluhur yang merupakan salah satu objek vital.

Pos pengamanan di sekitar Waduk Jatiluhur kini hanya berada di titik menuju objek wisata Waduk Jatiluhur, sedangkan di titik lain menuju kawasan Waduk Jatiluhur, seperti menuju kawasan pemancingan, tanpa penjagaan.

Selain itu, Dedi juga menyarankan agar Perusahaan Jasa Tirta (PJT) II Jatiluhur bersama aparat kepolisian setempat meningkatkan patroli di sekitar danau atau Waduk Jatiluhur.

Paling tidak, menurut dia, jika pengamanan dioptimalkan dan patroli ditingkatkan, maka bisa terindentifikasi orang-orang yang melakukan aktivitas di kawasan Waduk Jatiluhur.

"Kondisi Waduk Jatiluhur yang merupakan objek vital ini akan mudah dikontrol dan akan mudah teridentifikasi orang-orang yang masuk kawasaan Waduk Jatiluhur," katanya.

Selain mengoptimalkan pengamanan dan patroli, ia juga menyatakan akan terus mendorong penertiban keramba jaring apung di sekitar Waduk Jatiluhur.

Oleh karena, ia menambahkan, saat ini jumlah keramba jaring apung sudah berlebihan kapasitas, yakni mencapai sekitar 24.000 dari jumlah keramba jaring apung yang ditoleransi sekira 4.000 keramba.

Tim Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror Markas Besar Kepolisian Negara Republik Indonesia (Mabes Polri) pada Minggu (25/12) menggerebek tempat persembunyian terduga teroris di wilayah Jatiluhur, Purwakarta, Jawa Barat.

Dari penggerebekan itu, dua orang terduga teroris ditangkap dan dua lainnya tewas ditembak karena melawan polisi.