Makassar (ANTARA News) - Manajemen PT Persaudaraan Sepakbola Makassar (PT PSM) yang membawahi PSM Makassar menyiapkan anggaran sebesar Rp20 miliar untuk menghadapi Indonesia Super League (ISL) 2017.

CEO PT PSM, Munafri Arifuddin di Makassar, Minggu, menyatakan anggaran sebesar itu memang kemungkinan masih akan berubah tergantung dalam perkembangan kedepan.

"Tapi ini memang baru perkiraan saja dan akan kita finalisasi pada Februari nanti. Anggaran ini tentunya kita siapkan untuk biaya kontrak dan operasional di ISL 2017," katanya.

Ia menjelaskan, untuk kepastian anggaran yang dibutuhkan memang belum bisa dipastikan. Anggaran yang disiapkan hanya sebagai awal untuk membentuk komposisi tim yang lebih kiat dan mampu menjaga persaingan merebut juara ISL 2017.

Menurut dia, anggaran yang dibutuhkan nanti memang akan lebih besar. Sebab kompetisi resmi itu direncanakan berlangsung lebih lama dibandingkan turnamen di Torabika Soccer Championhsp (TSC) 2016.

Selain itu, kata dia, nilai kontrak pemain dan pelatih tentunya akan mengalami kenaikan dibandingkan saat berlaga di turnamen TSC. Hal itupun yang membuat pihaknya harus menyiapkan anggaran yang lebih besar menghadapi ISL 2017.

"Biaya operasional khususnya dalam tur ke sejumlah daerah di Indonesia tentu akan membutuhkan banyak biaya. Namun kami berharap segera mendapatkan sponsor untuk membantu pembiayaan klub,"ujarnya.

Sementara itu, PSM Makassar juga telah menyiapkan pelaksanaan pemusatan latihan sekaligus menggelar seleksi pemain yang akan memperkuat tim Juku Eja menghadapi Indonesia Super League (ISL) di Bali, 23 Januari 2017.

Seluruh pemain lebih dulu dikumpulkan di Makassar sebelum diberangkatkan untuk menjalani pemusatan latihan sementara di Bali.

"Seluruh pemain (yang dipertahankan) kita kumpulkan kembali pada 20 Januari 2017. Selanjutnya pada 21 atau 22 Januari akan bertolak ke Bali untuk selanjutnya TC dalam rangka persiapan awal menghadapi ISL 2017," jelasnya.

Untuk agenda training centre (TC) ini sendiri, lanjut dia, memang direncanakan antara Yogyakarta atau Bali. Namun karena ada perusahaan Bosowa yang berada di Bali sehingga memutuskan untuk menggelarnya ditempat itu dengan alasan lebih mudah.