Jakarta (ANTARA News) - Setelah peluncuran badan kapal KRI Bima Suci sukses dilaksanakan 17 Oktober lalu di Vigo, Spanyol, semua tiang kapal layar tiang tinggi TNI AL itu akan terpasang sempurna pada Januari 2017.

"Tiang-tiang layar ini dibuat perusahaan khusus tiang layar kapal di Jerman,” kata Kolonel Victor Laban, salah satu pejabat di Satuan Tugas Proyek Pengadaan Kapal Layar Latih TNI AL, dari Vigo, kepada ANTARA News di Jakarta, Minggu.




Menurut dia, badan kapal KRI Bima Suci yang berkelir putih dengan guratan garis-garis biru di haluan kapal itu masih ditambat di galangan kapal Contruccon Navales Freire di Vigo itu.




"Proyek pembangunan kapal latih baru TNI AL ini berjalan terus, di antaranya di bagian interior dan mesin kapal. Akomodasi dan berbagai subsistem kapal ini nanti akan yang paling canggih di kelas kapal layar tiang tinggi di seluruh dunia," katanya. "Sejauh ini semuanya berjalan sesuai program dan rencana."



KRI Bima Suci itu akan memiliki 26 lembar layar yang berkedudukan di ketiga tiang kapalnya. Akan tetapi, nama-nama tiang itu belum diberikan secara resmi laiknya nama-nama tiang KRI Dewaruci, seniornya yang akan digantikan kapal baru ini.




Di KRI Dewaruci, secara berturutan dari depan, nama tiang itu adalah tiang Bima, tiang Arjuna, dan tiang Yudistira yang posisinya paling belakang dan berdekatan dengan ruang komando serta navigasi-kemudi utama.




Di KRI Bima Suci, layar-layar jib dan dastur mengisi semua ruang di antara tiang-tiang utama. Layar-layar ini berfungsi menangkap angin yang datang dari arah samping sementara layar-layar peruan, walau bisa dibelokkan ke kiri dan ke kanan hingga sudut tertentu, untuk angin yang datang dari arah buritan kapal.




Inilah yang akan menjadi andalan daya dorong kapal layar tiang tinggi itu jika kapal memakai layar-layar sebagai sumber pendorong utamanya. Dalam berbagai lomba kapal layar, pemakaian mesin acap dilarang sama sekali.




Berbeda dengan kapal-kapal perang lain TNI AL, KRI Dewaruci, KRI Bima Suci, KRI Arung Samudera I dan II, adalah kapal perang non kombatan dan inilah alasannya kapal-kapal ini tidak memakai nomor lambung sekalipun dilengkapi ular-ular perang di titik tertinggi tiang utamanya.




Ular-ular perang (bendera kecil mirip pita berkelir merah-putih) adalah penanda kapal itu merupakan kapal perang dalam adab dan tradisi angkatan laut seluruh dunia.




Badan kapal layar tiang tinggi berkelir putih dan variasi garis-garis biru muda itu diproyeksikan menggantikan seniornya, KRI Dewaruci, yang telah berdinas sejak 1954, dari galangan kapalnya, Stulcken und Sohns, Hamburg, Jerman.




Saat peluncuran KRI Bima Suci, badan kapal belum dilengkapi dengan tiang-tiang layar. Kelaziman dalam pembangunan kapal layar tiang tinggi, tiang-tiang layar itu dibangun setelah badan kapal mengapung sempurna di perairan pasca peluncuran.




Dalam kisah pewayangan Mahabharata, Bima Suci adalah kelanjutan kisah pencarian jati diri Bima (anak kedua dari Pandawa) di dalam samudera yang digugah Dewaruci, sang penguasa samudera. Jati diri sesungguhnya Bima ada dalam dirinya sendiri.




Epos pewayangan inilah yang kemudian menjadi inspirasi kapal layar tiang tinggi TNI AL yang didedikasikan sebagai kapal latih alias kapal pendidikan bagi kadet-kadet Akademi TNI AL.




KRI Bima Suci adalah kapal layar tiang tinggi di kelas Bark, yaitu kapal dengan tiang-tiang utama tempat layar persegi diletakkan. Inilah yang kemudian membuat kapal layar dengan dominasi tipe layar-layar persegi itu dinamakan sebagai kapal layar kelas Bark.




Sedangkan KRI Dewaruci ada di kelas Barkentin (Bark dalam varian berbeda, dikombinasikan dengan konfigurasi layar di kelas Kliper).




KRI Bima Suci berdimensi panjang 111,20 meter dan lebar 13,65 meter melebihi KRI Dewaruci yang memiliki panjang 58 meter dan lebar 9,5 meter, yang terdiri dari tiga lantai.




KRI Dewaruci telah melegenda di dunia dan menjadi satu-satunya kapal layar tiang tinggi kelas Barkentin buatan galangan kapal Stulcken und Sohns, Hamburg, yang tersisa dari tiga kapal yang dibangun.




Dengan ukurannya di atas 110 meter, KRI Bima Suci berdimensi serupa dengan beberapa kapal layar tiang tinggi dunia, di antaranya BE Esmeralda (Chile), Kaiwo Maru I dan II (Jepang), Cuauhtemoc II (Meksiko), USS Constitution dan USGS Eagle (Angkatan Laut Amerika Serikat dan Penjaga Pantai Amerika Serikat), Sagres II (Portugal), dan Mir (Angkatan Laut Rusia); yang semuanya berukuran panjang di atas 95 meter.




Dengan ketinggian tiang utama 50 meter dari permukaan laut, KRI Bima Suci jauh lebih menjulang dari pada KRI Dewaruci yang ketinggian tiang utamanya 38,5 meter dari permukaan laut.




Pada bagian haluan kapal KRI Dewaruci, terdapat patung Bima di bawah tiang runduk (cocor). Selain itu, pada bagian buritan KRI Dewaruci, terdapat lambang Akademi TNI AL dengan motto-nya yang ternama, Hree Dharma Shanti, alias Malu Berlaku Cela.




Jika KRI Dewaruci memiliki 16 layar, maka KRI Bima Suci memiliki 26 layar. Dari sisi kemampuan akomodasi, maka KRI Dewaruci mampu memberi akomodasi sekitar 70 kadet dan 82 anak buah kapal, sementara KRI Bima Suci memberi akomodasi bagi lebih dari 100 kadet, pun dilengkapi dengan ruang kelas yang mampu menampung 100 kadet Akademi TNI AL.




Selama ini, KRI Dewaruci memanfaatkan geladak terbuka sebagai ruang rekreasi dan kelas pada mata kuliah dan pelajaran tertentu, sedangkan KRI Bimasuci menyiapkan ruang rekreasi dalam ballroom berukuran 11x10,5 meter. Tingkat kenyamanan juga jauh lebih meningkat.




KRI Bima Suci juga menyiapkan perangkat multimedia serta ruang resepsi untuk 250 orang (berdiri). KRI Bima Suci menyediakan akomodasi bagi 203 personel. Kecepatan maksimal mencapai 12 knot per jam jika semata-mata mengandalkan daya dorong mesin dan 15 knot per jam jika menggunakan layar.




Untuk tingkat ketahanan berlayar tanpa mengisi BBM, KRI Bima Suci dapat mencapai 30 hari. Kapal layar tiang tinggi itu memiliki lima dek, tujuh kompartemen, dan 48 blok.




Pada 27 Januari 2016, KRI Bima Suci memasuki tahap peletakan lunas (keel laying). Keseluruhan pekerjaan pembangunan KRI Bima Suci dijadwalkan rampung pada Juni 2017 dan selanjutnya kapal layar baru TNI AL itu akan mengarungi lautan menuju Tanah Air.




Kapal itu diharapkan tiba di Tanah Air pada Oktober 2017 agar dapat ditampilkan pada parade kapal-kapal TNI AL saat Hari TNI, 5 Oktober 2017.




Vigo, merupakan kota yang terletak di wilayah Galicia, salah satu daerah penghasil anggur dan salah satu daerah yang paling indah di Spanyol, serta dikenal sebagai kota galangan kapal.