"Pencapaian perekonomian Bali itu melambat dibanding triwulan II-2016, 6,54 persen (yoy)," kata Kepala Perwakilan Bank Indonesia di Bali, Causa Karana, di Denpasar, Sabtu.
Dalam laporan kajian ekonomi dan keuangan regional itu Ia menyebutkan, dari sisi permintaan, perlambatan tersebut karena kinerja konsumsi pemerintah, konsumsi Lembaga Non Profit Melayani Rumah Tangga (LNPRT), konsumsi rumah tangga dan investasi.
Sementara, dari sisi penawaran, perlambatan pertumbuhan perekonomian Bali pada triwulan III-2016 disebabkan oleh perlambatan kinerja beberapa lapangan usaha, yakni konstruksi, pertambangan dan penggalian.
Kondisi sama juga terjadi pada listrik dan gas, air, perdagangan besar dan eceran, informasi dan komunikasi, jasa keuangan, jasa kesehatan, jasa pendidikan, dan administrasi pemerintahan.
Karana menambahkan, ada indikasi potensi peningkatan perekonomian Bali pada triwulan IV 2016 tetap akan tumbuh yang diperkirakan berada pada kisaran 6,06-6,46 persen (yoy).
Dari sisi permintaan, prakiraan peningkatan kinerja perekonomian bersumber dari sebagian besar komponen sisi permintaan seiring dengan masuknya periode ramainya pariwisata akhir tahun, Natal dan tahun baru.
Dalam situasi tersebut serta didukung dengan musim dingin Eropa ditambah adanya kebijakan akomodatif Pemerintah untuk mendorong kinerja investasi dan kegiatan usaha di Provinsi Bali, pertumbuhan perekonomian daerah ini yakin lebih tinggi.
Musim liburan akhir tahun dan awal tahun juga mendorong pertumbuhan ekonomi Bali.