5.000 migran tewas tenggelam di Laut Tengah sepanjang 2016
23 Desember 2016 18:55 WIB
ilustrasi: Seorang pengungsi Suriah membawa bayi menggunakan pelampung dan berenang menuju pantai setelah perahu karet yang mereka naiki kempes 100 meter dari pantai pulau Lesbos, Yunani, Minggu (13/9/15). (REUTERS/Alkis Konstantinidis)
Jenewa (ANTARA News) - Jumlah kematian akibat tenggelamnya perahu para migran di Laut Tengah pada tahun 2016 mencapai rekor tertinggi dengan angka 5.000 orang, demikian Organisasi Internasional untuk Migrasi (IOM) dan badan PBB untuk pengungsi (UNHCR) menyatakan pada Jumat.
Angka tersebut merupakan perhitungan terbaru setelah dua kapal, yang diduga membawa sekitar 100 penumpang, tenggelam pada Kamis di Laut Tengah.
Dua kapal bermuatan sesak melebihi kapasitas itu tenggalam di Selat Sisilia yang terletak di antara Italia dan Libya, kata IOM dan UNHCR.
"Kedua kecelakaan itu jika digabungkan akan membuat total kematian mencapai 5.000 orang. Ini adalah rekor terbaru dalam krisis migrasi," kata juru bicara IOM, Joel Millman dalam konferensi pers di Jenewa.
"Ini adalah angka kematian tahunan terburuk yang pernah kami saksikan," kata juru bicara UNHCR William Spindler.
Sebelumnya pada tahun 2015, sekitar 3.777 migran tewas tenggelam di Laut Tengah, kata IOM,
Sementara itu UNHCR meminta agar negara-negara di Eropa membuka jalur legal untuk para pengungsi.
Laut Tengah memang dikenal sebagai jalur paling mematikan bagi para imigran dan pengungsi pelarian perang dari wilayah Afrika Utara dan Timur Tengah yang ingin mencari penghidupan yang layak di Eropa.
Jalur yang menghubungkan Italia di Eropa dan Libya di Afrika Utara itu pada tahun ini semakin ramai karena Eropa dan Ankara sepakat untuk menutup jalur lain yang menghubungkan Turki dan Yunani, demikian Reuters.
(Uu.G005)
Angka tersebut merupakan perhitungan terbaru setelah dua kapal, yang diduga membawa sekitar 100 penumpang, tenggelam pada Kamis di Laut Tengah.
Dua kapal bermuatan sesak melebihi kapasitas itu tenggalam di Selat Sisilia yang terletak di antara Italia dan Libya, kata IOM dan UNHCR.
"Kedua kecelakaan itu jika digabungkan akan membuat total kematian mencapai 5.000 orang. Ini adalah rekor terbaru dalam krisis migrasi," kata juru bicara IOM, Joel Millman dalam konferensi pers di Jenewa.
"Ini adalah angka kematian tahunan terburuk yang pernah kami saksikan," kata juru bicara UNHCR William Spindler.
Sebelumnya pada tahun 2015, sekitar 3.777 migran tewas tenggelam di Laut Tengah, kata IOM,
Sementara itu UNHCR meminta agar negara-negara di Eropa membuka jalur legal untuk para pengungsi.
Laut Tengah memang dikenal sebagai jalur paling mematikan bagi para imigran dan pengungsi pelarian perang dari wilayah Afrika Utara dan Timur Tengah yang ingin mencari penghidupan yang layak di Eropa.
Jalur yang menghubungkan Italia di Eropa dan Libya di Afrika Utara itu pada tahun ini semakin ramai karena Eropa dan Ankara sepakat untuk menutup jalur lain yang menghubungkan Turki dan Yunani, demikian Reuters.
(Uu.G005)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2016
Tags: