Jakarta (ANTARA News) - PT Pertamina (Persero) melalui anak usahanya PT Pertamina Geothermal Energy (PGE), menargetkan kapasitas terpasang Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) naik sebesar 14 persen per tahun mulai 2017.

Saat ini kapasitas terpasang PLTP yang dikelola PGE mencapai 532 megawatt (MW) dan akan menjadi 1.037 MW pada 2021, kata Direktur Hulu PT Pertamina, Syamsu Alam di Jakarta, Jumat.

Syamsu Alam mengatakan Pertamina akan terus mengembangkan seluruh wilayah kerja panas bumi yang dimiliki, baik yang masih tahap eksplorasi maupun yang sudah menjadi proyek.

"Beberapa project adalah multi years dan ada yang sudah beroperasi komersial (CoD) tahun ini maupun akan CoD tahun depan," ujar Syamsu.

Pada 2017, Pertamina menargetkan dua PLTP akan bisa beroperasi komersial, yakni PLTP Ulubelu Unit 4 berkapasitas 55 MW dan PLTP Karaha Unit 1 berkapasitas 30 MW. Dengan tambahan 85 MW, kapasitas terpasang PLTP Pertamina pada akhir 2017 akan menjadi 617 MW.

Pertamina melalui PGE saat ini menjalankan sejumlah proyek panas bumi. Lima proyek PLTP adalah Kamojang, Karaha, Lahedong, Ulubelu dan Lumui Balai. Dua proyek steam field, yakni Sungai Penuh dan Hululais.

Selain itu, terdapat empat wilayah kerja pertambangan panas bumi yang masih dalam tahap eksplorasi, yakni Seulawah, Bukit Daun, Margabayur dan Lawu.

Direktur Utama PGE, Irfan Zainuddin menjelaskan kapasitas pembangkit PGE saat ini mencapai 532 MW seiring beroperasinya PLTP Lahendong Unit 6 berkapasitas 20 MW pada 9 Desember 2016.

"Kami percepat pengoperasian PLTP Lahendong Unit 6 dari seharusnya pada 2017," ujar dia.

PGE pada Juli 2016 telah mengoperasikan PLTP Ulubelu Unit 3 berkapasitas 55 MW. Total kapasitas pembangkit panas bumi Pertamina saat ini berasal dari PLTP Kamojang 235 MW, Lahendong 100 MW, Ulubelu 165 MW dan Sibayak 12 MW.