Mataram (ANTARA News) - Otoritas Jasa Keuangan Nusa Tenggara Barat meminta seluruh perbankan yang beroperasi di Kota Bima untuk fokus menyelamatkan dokumen dari bencana banjir yang melanda wilayah itu sejak Rabu (21/12).

Kepala Kantor Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Nusa Tenggara Barat (NTB) Yusri, di Mataram, Jumat, mengatakan dokumen penting untuk diselamatkan karena merupakan data-data terkait transaksi keuangan dengan para nasabah.

"Dokumen itu uang. Makanya itu harus diselamatkan, tentunya dengan tetap mempertimbangkan prioritas keselamatan manusia," katanya.

Selain dokumen, Yusri juga meminta seluruh perbankan yang beroperasi di Bima untuk mengamankan semua perangkat teknologi informasi (IT), sumber daya manusia (SDM) dan prasarana lainnya.

Ia mengaku sudah menghubungi masing-masing bank yang memiliki kantor di Bima. Harapannya agar bank-bank tersebut fokus kepada upaya pengamanan dokumen, IT dan SDM.

"Kalau IT kena banjir dan rusak akan lama proses pemulihannya, sehingga akan mengganggu layanan kepada nasabah," ujarnya.

Menurut dia, kondisi umum di Kota Bima, hingga saat ini belum normal. Pasokan listrik dari PLN telah dihentikan karena infrastruktur listrik diterjang banjir.

Begitu juga dengan akses telekomunikasi seluler tidak bisa dilakukan sebagai akibat dari pemadaman listrik.

Kondisi tersebut, lanjut Yusri, berdampak terhadap layanan perbankan yang sangat bergantung pada energi listrik dan teknologi informasi.

"Perbankan di Bima bisa segera beroperasi dengan normal ketika faktor pendukungnya telah pulih dan normal," katanya.

Ia mengatakan, bagi bank-bank yang tidak terkena dampak dan memiliki infrstruktur seperti genset, tetap akan melayani nasabah. Itu pun masih dalam skala terbatas karena banjir tidak bisa diprediksi kapan terjadi.

"Jika tidak, layanan akan dialihkan ke kantor lain yang terdekat dan tidak terkena dampak banjir," ucapnya.

Seperti diberitakan, Kota Bima dan Kabupaten Bima, di Pulau Sumbawa, NTB, diterjang banjir bandang pada Rabu (21/12).

Data dari BPBD NTB, ribuan rumah yang tersebar di lima kecamatan di Kota Bima terendam air setinggi 1-2 meter.

Banjir juga menyebabkan infrastruktur listrik rusak, sehingga menyebabkan terjadinya pemadaman, baik untuk pelanggan rumah tangga maupun untuk infrastruktur pemancar telekomunikasi telepon seluler.

Banjir juga melanda Desa Maria dan Desa Kambilo, Kecamatan Wawo, Kabupaten Bima. Sebanyak 25 rumah rusak berat, 5 rumah hanyut, 3 rumah rusak sedang dan satu jembatan negara putus.

Banjir susulan kembali terjadi pada Jumat sekitar pukul 12.30 Wita. Sejumlah fasilitas umum, seperti terminal di Kota Bima, lumpuh total karena genangan air setinggi 2 meter.

Beberapa jembatan di Kota Bima, juga dilaporkan dalam kondisi bahaya karena derasnya arus sungai.

Hingga berita ini disiarkan, banjir masih terjadi. Namun belum ada laporan korban jiwa.