Jakarta (ANTARA News) - Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan
Anak (PPPA) Yohana Yembise mengatakan, bahwa peringatan Hari Ibu di
Indonesia berbeda dengan peringatan Mother Days atau Hari Ibu di beberapa negara di dunia.
"Peringatan
Hari Ibu setiap tahunnya diselenggarakan untuk mengenang dan menghargai
perjuangan kaum perempuan Indonesia," ujar dia dalam Peringatan Hari
Ibu ke-88 tahun 2016, di Kementerian PPPA, Jakarta, Kamis.
Peringatan tersebut, kata dia, dikarenakan kaum perempuan yang
telah berjuang bersama-sama laki-laki dalam merebut kemerdekaan
Indonesia dan berjuang meningkatkan kualitas hidupnya.
Ia mengatakan, Hari Ibu di Indonesia dilandasi oleh tekad dan
perjuangan kaum perempuan untuk mewujudkan kemerdekaan dilandasi oleh
cita-cita dan semangat persatuan kesatuan menuju kemerdekaan Indonesia
yang aman, tenteram, damai, adil, dan makmur sebagaimana dideklarasikan
pertama kali dalam Kongres Perempuan Indonesia pada tanggal 22 Desember
1928, di Yogyakarta.
"Peristiwa inilah yang kemudian dijadikan
sebagai tonggak sejarah bagi bangsa Indonesia dan diperingati setiap
tahunnya sebagai Hari Ibu, baik di dalam maupun di luar negeri," terang
dia.
Menurut dia, komitmen pemerintah juga dibuktikan dengan
diterbitkannya Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 316 Tahun
1959, yang menetapkan tanggal 22 Desember sebagai Hari Ibu sekaligus
Hari Nasional bukan hari libur.
Ia menambahkan, peringatan Hari Ibu juga menunjukkan perjuangan
kaum perempuan Indonesia, telah menempuh proses yang sangat panjang
dalam mewujudkan persamaan peran dan kedudukannya dengan kaum laki-laki,
mengingat keduanya merupakan sumber daya potensial yang menentukan
keberhasilan pembangunan.
"Momentum Hari Ibu juga dijadikan
sebagai refleksi dan renungan bagi kita semua, tentang berbagai upaya
yang telah dilakukan dalam rangka memajukan pergerakan perempuan di
semua bidang pembangunan," ungkap Yohana.
Menteri Yohana: Hari Ibu Beda dengan Mother Days
22 Desember 2016 12:51 WIB
Emoji Twitter untuk Hari Ibu 22 Desember (ANTARA News/ Twitter)
Pewarta: RH Napitupulu
Editor: Unggul Tri Ratomo
Copyright © ANTARA 2016
Tags: