Sleman (ANTARA News) - Badan Promosi Pariwisata Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta dalam rangka memperingati ulang tahun, mempersembahkan event penghujung tahun Festival Salak Pondoh dan Festival Mbok Jamu Gendhong pada Minggu 25 Desember 2016 di Lapangan Denggung.
"Acara yang dikemas atraktif dan melibatkan banyak orang ini akan menyuguhkan berbagai macam kegiatan yang tentunya bisa menghadirkan wisatawan lokal dan manca negara dan menarik investor untuk melirik produk-produk dari Sleman," kata Ketua Panitia Festival dan Mbok Jamu Gendhong Salak Ocky Tri Putra, Rabu.
Menurut dia, selain wisatawan tentunya ada harapan besar dimana dengan diselenggarakan event ini, masyarakat luas mencintai apa yang dihasilkan warga Sleman dan dapat melestarikan semua yang menjadi produk-produk anak negeri.
"Event ini tidak hanya semata-mata menjadi sebuah acara yang glamour namun juga berkualitas dengan dukungan masyarakat luas yang ingin membawa Sleman ke kancah Internasional," katanya.
Ia mengatakan, Kabupaten Sleman telah memasuki usia satu abad, umur yang dirasa cukup panjang untuk sebuah Kabupaten. Dalam perjalanan 100 tahun ini, banyak karya serta produk unggulan membanggakan yang dihasilkan oleh Kabupaten Sleman. Dari produk pangan hingga sektor pariwisata uggulan.
"Salak pondoh yang merupakan produk buah asli Kabupaten Sleman, mulai dikembangkan pada kurun waktu 1980an. Salak yang terkenal karena rasa yang manis dan garingnya ini telah menjadi primadona di kalangan konsumen buah di Indonesia khususnya DIY," katanya.
Ocky mengatakan, pada 1999, produksi buah ini mencapai puncaknya dengan produksi yang meningkat 100 persen mencapai 28.666 ton. Kepopuleran salak pondoh dilidah konsumen Indonesia dan mancanegara tak lepas dari ciri khas rasanya yang manis, segar tanpa rasa sepat, meski pada buah yang belum cukup matang sekalipun.
"Salak pondoh sendiri ada bermacam-macam variannya, beberapa yang terkenal diantaranya adalah Pondoh Super, Pondoh Hitam, Pondoh Gading, Pondoh Nglumut yang berukuran besar, dan lainnya," katanya.
Di wilayah DIY sendiri, sentra produksi dan penghasil salak terbesar berada di wilayah Kabupaten Sleman, yaitu desa-desa yang berada di lereng Gunung Merapi seperti di Kecamatan Turi. Melihat wilayah produksinya yang berada di kawasan wisata yang terkenal di Indonesia, membuat Salak Pondoh menjadi Magnet tersendiri untuk menarik wisatawan lokal dan mancanegara untuk datang berkunjung ke Kabupaten Sleman.
"Maka dari itu pantaslah Salak Pondoh untuk di nobatkan sebagai produk Unggulan Asli Kabupaten Sleman yang memiliki peranan penting dalam mendatangkan wisatawan lokal dan mancanegara ke wilayah Kabupaten Sleman," katanya.
Ia mengatakan, selain produk buah Salak Pondoh dan berbagai olahannya, Sleman juga tidak lepas dari sentra pembuatan jamu tradisional yang sudah dikenal dikalangan penikmat jamu tradisional. Hampir setiap padukuhan memiliki sentra pembuatan jamu tradisional.
"Ini pula yang menarik minat wisatawan lokal dan mancanegara untuk datang berwisata ke Kabupaten Sleman. Maka dari itu pantaslah produk-produk asli daerah ini diangkat ke level bergengsi melalui event-event kreatif untuk mendongkrak tingkat kunjungan wisatawan ke kabupaten Sleman dan melalui event ini pula diharapkan Badan Promosi Pariwisata Sleman bersama dengan seluruh masyarakat Sleman dapat mempromosikan sektor-sektor unggulan asli daerah," katanya.
Dalam event ini, kata dia, rencananya akan ada pencatatan tiga rekor Muri, yakni replika Elang Jawa dari buah salak yang tingginya sekitar enam meter dan sayap masing masing 3,5 meter dan badan tiga meter dengan bahan sekitar satu ton salak pondoh dipakai untuk membuat replika dan daun pohon salak.
"Rekor kedua adalah kedua makan salak gratis dengan peserta terbanyak rencana awal 2.000 hingga 3.000 orang yang realistis akan sekitar 2.000 orang dan ketiga petani akan menyiapkan 3 hingga 3,5 ton salak standar eksport," katanya.
Sleman gelar Festival Salak Pondoh
21 Desember 2016 20:32 WIB
Ilustrasi. (Antara Foto/Aditya Pradana Putra)
Pewarta: Victorianus SP
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2016
Tags: