Jakarta (ANTARA News) - Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antar bank di Jakarta pada Rabu pagi bergerak melemah sebesar 79 poin menjadi Rp13.467, dibandingkan sebelumnya di posisi Rp13.388 per dolar AS.
"Rupiah kembali melemah walaupun aliran keluar dana asing sedikit mereda. Prospek rupiah dalam jangka pendek masih akan cenderung tertekan oleh situasi global," kata ekonom Samuel Sekuritas Rangga Cipta di Jakarta, Rabu.
Ia mengatakan bahwa fokus pelaku pasar cenderung kepada kebijakan Donald Trump yang baru akan dilantik pada pertengah Januari 2017 nanti. Kebijakan yang mendukung laju pengetatan suku bunga bisa menjadi sentimen negatif di pasar global, termasuk di Indonesia.
Kendati demikian, lanjut dia, harga minyak yang masih menguat memanfaatkan momentum pemangkasan produksi anggota Organisasi Negara-Negara Pengekspor Minyak Bumi (OPEC) dapat menjaga fluktuasi kurs komoditas seperti rupiah stabil.
"Konsistensi kenaikan harga komoditas bisa menjaga tren mata uang domestik," katanya.
Di sisi lain, ia mengatakan bahwa meski dalam jangka pendek pelemahan rupiah bisa bertahan, tetapi daya tarik imbal hasil tinggi surat utang negara (SUN) serta ekspektasi membaiknya pertumbuhan ekonomi akibat kenaikan harga komoditas bisa mengembalikan sentimen positif terhadap rupiah di jangka menengah.
Analis Binaartha Sekuritas Reza Priyambada menambahkan bahwa adanya sentimen dari pemerintah mengenai rencana akan membentuk tim reformasi perpajakan di bawah Kementerian Keuangan untuk menggenjot penerimaan perpajakan di tahun depan.
"Diharapkan dapat menjaga optimisme pasar terhadap stabilitas ekonomi ke depan," katanya.
Rupiah dibuka melemah
21 Desember 2016 10:24 WIB
Petugas menghitung uang dolar AS di Kantor Cabang BNI Melawai, Jakarta, Selasa (15/9) (ANTARA FOTO/Yudhi Mahatma)
Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Unggul Tri Ratomo
Copyright © ANTARA 2016
Tags: