Penyelidik rekomendasikan perluasan pencarian MH370
20 Desember 2016 12:46 WIB
Catherine Gang, istri Li Zhi, salah satu korban dalam tragedi hilangnya pesawat Malaysia Airlines penerbangan MH370, membawa poster saat ia berjalan di luar Kuil Yonghegong Lama setelah mengikuti pertemuan bersama anggota keluarga korban lainnya di Beijing, Tiongkok, Minggu (8/3). (REUTERS/Kim Kyung-Hoon )
Sydney (ANTARA News) - Para penyelidik yang mencari pesawat Malaysia Airlines dengan nomor penerbangan MH370 yang hilang telah merekomendasikan perluasan pencarian dengan menambah jangkauan sampai 25.000 kilometer persegi ke satu area jauh ke utara Samudra India, setelah mengakui untuk pertama kalinya bahwa mereka mungkin mencari di titik yang salah.
Australia, satu dari tiga negara yang ikut melakukan pencarian, menolak rekomendasi itu mengutip kurangnya "bukti meyakinkan" untuk memperluas pencarian, dan belum jelas apakah tim pencari China dan Malaysia akan membiayai pencarian berkepanjangan.
"Laporan itu tidak memberikan lokasi spesifik hilangnya pesawat dan kami membutuhkan bukti meyakinkan yang mengidentifikasi lokasi spesifik pesawat untuk memperluas pencarian," kata juru bicara Kementerian Infrastruktur dan Transportasi Australia, Darren Chester, kepada kantor berita Reuters lewat telepon.
"Kami perlu lebih banyak bukti saat ini," kata dia.
Pencarian bawah laut yang sekarang mencakup area seluas 120.000 kilometer persegi di barat Australia di Samudra India dijadwalkan selesai pada Januari, tanpa ada tanda-tanda mengenai pesawat yang hilang itu.
Pesawat Malaysia Airlines dengan nomor penerbangan MH370 hilang pada Maret 2014 dengan 239 penumpang dan awak di dalamnya, kebanyakan warga China, dalam perjalanan dari ibu kota Malaysia, Kuala Lumpur, ke Beijing. Keberadaannya menjadi salah satu misteri penerbangan terbesar di dunia.
Rekomendasi untuk memperluas pencarian disampaikan menyusul pertemuan November antara penyelidik kecelakaan, ahli penerbangan serta perwakilan pemerintah dari Malaysia, China dan Australia.
Koordinator pencarian, Biro Keselamatan Transportasi Australia (Australian Transport Safety Bureau/ATSB), mengeluarkan nasihat pada Selasa bahwa bukti baru yang diperoleh dari pemodelan hanyutan di samudra - setelah puing pesawat ditemukan sampai sejauh pantai timur Afrika- membantu menentukan area baru.
"Ada keyakinan dengan derajat tinggi bahwa area bawah laut tempat pencarian berlangsung sampai saat ini bukan tempat pesawat menghilang" menurut laporan ATSB.
"Dengan penghilangan area ini, para ahli mengidentifikasi satu area hampir 25.000 kilometer persegi sebagai area dengan kemungkinan sangat tinggi mengandung rongsokan pesawat."
Usul area pencarian baru berada di utara zona pencarian saat ini yang menjadi fokus misi yang sejauh ini menelan biaya 145 juta dolar AS. Itu akan mewakili kali kedua perpanjangan pencarian jika ada pendanaannya.
Malaysia dan Australia menyumbang banyak untuk mendanai pencarian itu. Malaysia menjadi pemegang tanggung jawab utama karena Malaysia Airlines terdaftar di negara Asia Tenggara itu, sementara pesawat itu diperkirakan jatuh di barat Australia, menempatkannya dalam tanggung jawab zona maritim negara itu.
Australia, satu dari tiga negara yang ikut melakukan pencarian, menolak rekomendasi itu mengutip kurangnya "bukti meyakinkan" untuk memperluas pencarian, dan belum jelas apakah tim pencari China dan Malaysia akan membiayai pencarian berkepanjangan.
"Laporan itu tidak memberikan lokasi spesifik hilangnya pesawat dan kami membutuhkan bukti meyakinkan yang mengidentifikasi lokasi spesifik pesawat untuk memperluas pencarian," kata juru bicara Kementerian Infrastruktur dan Transportasi Australia, Darren Chester, kepada kantor berita Reuters lewat telepon.
"Kami perlu lebih banyak bukti saat ini," kata dia.
Pencarian bawah laut yang sekarang mencakup area seluas 120.000 kilometer persegi di barat Australia di Samudra India dijadwalkan selesai pada Januari, tanpa ada tanda-tanda mengenai pesawat yang hilang itu.
Pesawat Malaysia Airlines dengan nomor penerbangan MH370 hilang pada Maret 2014 dengan 239 penumpang dan awak di dalamnya, kebanyakan warga China, dalam perjalanan dari ibu kota Malaysia, Kuala Lumpur, ke Beijing. Keberadaannya menjadi salah satu misteri penerbangan terbesar di dunia.
Rekomendasi untuk memperluas pencarian disampaikan menyusul pertemuan November antara penyelidik kecelakaan, ahli penerbangan serta perwakilan pemerintah dari Malaysia, China dan Australia.
Koordinator pencarian, Biro Keselamatan Transportasi Australia (Australian Transport Safety Bureau/ATSB), mengeluarkan nasihat pada Selasa bahwa bukti baru yang diperoleh dari pemodelan hanyutan di samudra - setelah puing pesawat ditemukan sampai sejauh pantai timur Afrika- membantu menentukan area baru.
"Ada keyakinan dengan derajat tinggi bahwa area bawah laut tempat pencarian berlangsung sampai saat ini bukan tempat pesawat menghilang" menurut laporan ATSB.
"Dengan penghilangan area ini, para ahli mengidentifikasi satu area hampir 25.000 kilometer persegi sebagai area dengan kemungkinan sangat tinggi mengandung rongsokan pesawat."
Usul area pencarian baru berada di utara zona pencarian saat ini yang menjadi fokus misi yang sejauh ini menelan biaya 145 juta dolar AS. Itu akan mewakili kali kedua perpanjangan pencarian jika ada pendanaannya.
Malaysia dan Australia menyumbang banyak untuk mendanai pencarian itu. Malaysia menjadi pemegang tanggung jawab utama karena Malaysia Airlines terdaftar di negara Asia Tenggara itu, sementara pesawat itu diperkirakan jatuh di barat Australia, menempatkannya dalam tanggung jawab zona maritim negara itu.
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2016
Tags: