Rupiah Senin sore Rp13.360 per dolar
19 Desember 2016 18:11 WIB
Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antar bank di Jakarta pada Senin (19/12/2016) sore bergerak menguat sebesar 28 poin menjadi Rp13.360, dibandingkan sebelumnya di posisi Rp13.388 per dolar AS. (ANTARA FOTO/Widodo S. Jusuf)
Jakarta (ANTARA News) - Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antar bank di Jakarta pada Senin sore bergerak menguat sebesar 28 poin menjadi Rp13.360, dibandingkan sebelumnya di posisi Rp13.388 per dolar AS.
Kepala Riset Monex Investindo Futures Ariston Tjendra di Jakarta, Senin mengatakan bahwa pergerakan dolar AS melemah di perdagangan awal pekan di kawasan Asia seiring sebagian investor yang mengambil keuntungan setelah kenaikan dolar AS pada hari sebelumnya.
"Walaupun sempat menguat pasca resminya peningkatan suku bunga AS sebesar 25 basis poin oleh The Fed, namun aksi ambil untung menghentikan rally dolar AS," katanya.
Ia menambahkan bahwa mata uang rupiah juga didukung oleh harga minyak yang menguat karena investor melihat solidnya sikap dari para produsen Organisasi Negara-Negara Pengekspor Minyak Bumi (OPEC) dan non OPEC dalam memangkas produksi pada tahun depan.
Terpantau, harga minyak mentah jenis WTI pada Senin (19/12) sore ini menguat 0,35 persen menjadi 52,08 dolar AS per barel. Sementara minyak mentah jenis Brent menguat 0,36 persen ke posisi 55,41 dolar AS per barel.
Kendati demikian, menurut dia, penguatan mata uang di kawasan Asia relatif masih terbatas mengingat dolar AS masih didukung oleh ekspektasi kenaikan suku bunga AS yang lebih banyak di tahun 2017.
Analis Binaartha Sekuritas Reza Priyambada menambahkan bahwa laju mata uang rupiah menguat meski terbatas, sentimen positif dari rilis data makro di mana neraca perdagangan bulan November 2016 tercatat surplus masih didrespon pelaku pasar uang.
Ia menambahkan bahwa Bank Indonesia yang mempertahankan suku bunga acuan BI 7-Day Repo Rate di level 4,75 persen juga dianggap masih cukup kondusif sehingga turut menjaga fluktuasi rupiah.
Sementara itu, dalam kurs tengah Bank Indonesia (BI) pada Senin ini mencatat nilai tukar rupiah bergerak menguat menjadi Rp13.381 dibandingkan Jumat (16/12) Rp13.426.
Kepala Riset Monex Investindo Futures Ariston Tjendra di Jakarta, Senin mengatakan bahwa pergerakan dolar AS melemah di perdagangan awal pekan di kawasan Asia seiring sebagian investor yang mengambil keuntungan setelah kenaikan dolar AS pada hari sebelumnya.
"Walaupun sempat menguat pasca resminya peningkatan suku bunga AS sebesar 25 basis poin oleh The Fed, namun aksi ambil untung menghentikan rally dolar AS," katanya.
Ia menambahkan bahwa mata uang rupiah juga didukung oleh harga minyak yang menguat karena investor melihat solidnya sikap dari para produsen Organisasi Negara-Negara Pengekspor Minyak Bumi (OPEC) dan non OPEC dalam memangkas produksi pada tahun depan.
Terpantau, harga minyak mentah jenis WTI pada Senin (19/12) sore ini menguat 0,35 persen menjadi 52,08 dolar AS per barel. Sementara minyak mentah jenis Brent menguat 0,36 persen ke posisi 55,41 dolar AS per barel.
Kendati demikian, menurut dia, penguatan mata uang di kawasan Asia relatif masih terbatas mengingat dolar AS masih didukung oleh ekspektasi kenaikan suku bunga AS yang lebih banyak di tahun 2017.
Analis Binaartha Sekuritas Reza Priyambada menambahkan bahwa laju mata uang rupiah menguat meski terbatas, sentimen positif dari rilis data makro di mana neraca perdagangan bulan November 2016 tercatat surplus masih didrespon pelaku pasar uang.
Ia menambahkan bahwa Bank Indonesia yang mempertahankan suku bunga acuan BI 7-Day Repo Rate di level 4,75 persen juga dianggap masih cukup kondusif sehingga turut menjaga fluktuasi rupiah.
Sementara itu, dalam kurs tengah Bank Indonesia (BI) pada Senin ini mencatat nilai tukar rupiah bergerak menguat menjadi Rp13.381 dibandingkan Jumat (16/12) Rp13.426.
Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2016
Tags: