GarudaFood bidik pertumbuhan 15 persen tahun depan
19 Desember 2016 15:56 WIB
Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto berbincang dengan Chairman GarudaFood Group Sudhamek AWS (tengah) disaksikan (dari kiri) CEO GarudaFood Group Hardianto Atmadja, Dirjen Industri Agro Kementerian Perindustrian Panggah Susanto, dan CEO Suntory Garuda Beverage Fransiskus Johny Sugiarto seusai melakukan pertemuan di Kementerian Perindustrian, Jakarta, Senin. (ANTARA News/ Sella Gareta)
Jakarta (ANTARA News) - Produsen makanan dan minuman GarudaFood membidik pertumbuhan 15 persen pada tahun depan, demikian disampaikan CEO GarudaFood Group Hardianto Atmadja.
"Untuk food and beverage, pertumbuhannya kalau digabung kami targetkan 15 persen," kata Hardianto ditemui usai bertemu dengan Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto di Jakarta, Senin.
Untuk mencapai pertumbuhan tersebut, Hardianto menyampaikan, perusahaan akan fokus memproduksi produk-produk unggulan dan memanfaatkan jaringan.
"Kita temanya tahun depan itu focus product dan networking function. Jadi, lebih ke produk-produk champion yang mau difokuskan yang mana. Kemudian, networking function itu tidak hanya di dalam negeri, tapi juga di luar negeri," paparnya.
Rencananya, produk makanan dengan merek Chocolatos menjadi salah satu jenis unggulan yang akan menjadi fokus pengembangan tahun depan.
"Rencananya itu, kami juga akan mengekspor Chocolatos dengan merek itu. Selama ini sudah ada yang diekspor tapi bukan dengan nama itu," ungkapnya.
Sementara itu, perusahaan juga akan mengembangkan pasar ekspor untuk produk biskuit, makanan ringan dan minuman.
Kendati melakukan ekspor ke Amerika dan Eropa, namun kedua benua tersebut belum menjadi fokus pasar ekspor GarudaFood.
Saat ini, perusahaan sedang fokus melakukan ekspor ke negara-negara Asia, dengan pengembangan pasar ke Jepang dan Korea Selatan.
Selain itu, GarudaFood juga akan mengeluarkan produk baru pada Maret 2017 untuk produk minuman kategori teh rasa buah, yang diharapkan dapat diterima masyarakat.
Hardianto menambahkan, permintaan untuk produk makanan dan minuman sepanjang 2016 dinilai masih baik, meskipun sempat terjadi naik turun.
"Pada kuartal I itu bagus, kuartal II lumayan, kuartal III kurang bagus. Nah, kuartal IV itu mulai bagus lagi. Memang terjadi keunikan. Tapi permintaan untuk food and beverage masih cukup lumayan," tuturnya.
Dengan penambahan modal Rp1,5 triliun untuk produk minuman dan Rp500 miliar untuk produk makanan tahun ini, perusahaan berharap dapat terus memenuhi kebutuhan pasar di dalam maupun luar negeri.
"Tahun depan kita juga akan tambah modal dengan jumlah yang relatif sama. Sehingga bisa menambah kapasitas," ungkapnya.
"Untuk food and beverage, pertumbuhannya kalau digabung kami targetkan 15 persen," kata Hardianto ditemui usai bertemu dengan Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto di Jakarta, Senin.
Untuk mencapai pertumbuhan tersebut, Hardianto menyampaikan, perusahaan akan fokus memproduksi produk-produk unggulan dan memanfaatkan jaringan.
"Kita temanya tahun depan itu focus product dan networking function. Jadi, lebih ke produk-produk champion yang mau difokuskan yang mana. Kemudian, networking function itu tidak hanya di dalam negeri, tapi juga di luar negeri," paparnya.
Rencananya, produk makanan dengan merek Chocolatos menjadi salah satu jenis unggulan yang akan menjadi fokus pengembangan tahun depan.
"Rencananya itu, kami juga akan mengekspor Chocolatos dengan merek itu. Selama ini sudah ada yang diekspor tapi bukan dengan nama itu," ungkapnya.
Sementara itu, perusahaan juga akan mengembangkan pasar ekspor untuk produk biskuit, makanan ringan dan minuman.
Kendati melakukan ekspor ke Amerika dan Eropa, namun kedua benua tersebut belum menjadi fokus pasar ekspor GarudaFood.
Saat ini, perusahaan sedang fokus melakukan ekspor ke negara-negara Asia, dengan pengembangan pasar ke Jepang dan Korea Selatan.
Selain itu, GarudaFood juga akan mengeluarkan produk baru pada Maret 2017 untuk produk minuman kategori teh rasa buah, yang diharapkan dapat diterima masyarakat.
Hardianto menambahkan, permintaan untuk produk makanan dan minuman sepanjang 2016 dinilai masih baik, meskipun sempat terjadi naik turun.
"Pada kuartal I itu bagus, kuartal II lumayan, kuartal III kurang bagus. Nah, kuartal IV itu mulai bagus lagi. Memang terjadi keunikan. Tapi permintaan untuk food and beverage masih cukup lumayan," tuturnya.
Dengan penambahan modal Rp1,5 triliun untuk produk minuman dan Rp500 miliar untuk produk makanan tahun ini, perusahaan berharap dapat terus memenuhi kebutuhan pasar di dalam maupun luar negeri.
"Tahun depan kita juga akan tambah modal dengan jumlah yang relatif sama. Sehingga bisa menambah kapasitas," ungkapnya.
Pewarta: Sella Gareta
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2016
Tags: