Menteri Jonan kunjungi lapangan minyak Duri dan Minas
18 Desember 2016 00:32 WIB
Alih Kelola Blok Mahakam. Menteri ESDM Ignasius Jonan (kiri) bersama Wakil Menteri ESDM Arcandra Tahar (kanan) memberikan keterangan kepada wartawan terkait transisi pengelolaan Blok Mahakam di Jakarta, Selasa (25/10/2016). Pemerintah menunjuk PT Pertamina (Persero) untuk mengambil alih pengelolaan Blok Mahakam yang merupakan lapangan gas terbesar di Indonesia dari dua kontraktor asing yaitu PT Total E&P Indonesia dan Inpex Corporation. (ANTARA FOTO/Rivan Awal Lingga)
Pekanbaru (ANTARA News) - Menteri ESDM Ignasius Jonan mengunjungi fasilitas operasi PT Chevron Pasific Indonesia (CPI) di lapangan minyak Minas dan Duri, Provinsi Riau, Sabtu.
Jonan menjelaskan tujuannya ke operasi lapangan minyak di Minas dan Duri mewakili 40 persen total produksi nasional minyak bumi itu untuk memantau produksi minyak.
"Operasi yang di sini, di Minas dan Duri ini, mewakili 40 persen total produksi nasional minyak bumi. Jadi, wajar kalau saya lihat ke sini," katanya di Minas, Kabupaten Siak, Riau, Sabtu petang.
Dalam kunjungannya, Jonan didampingi Kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) Amien Sunaryadi, Presiden Direktur CPI Albert Simanjutak, serta Gubernur Riau Arsyadjuliandi Rachman dan Bupati Siak Syamsuar.
CPI mengoperasikan dua lapangan migas utama di Sumatera, yakni Duri dan Minas. Perusahaan asal Amerika Serikat itu juga mengoperasikan Pelabuhan Dumai sebagai terminal pengangkutan minyak terakhir.
Pada tahun 2015, produksi kotor CPI tercatat sebesar 255.500 barel minyak mentah per hari.
Presiden Direktur CPI Albert Simanjuntak mengatakan bahwa produksi Minas menyumbang 20 persen dari total produksi Chevron di Indonesia.
Duri sebagai lapangan terbesar yang dioperasikan CPI, telah beroperasi menggunakan teknologi injeksi uap (steamflood) untuk meningkatkan produksi sejak 1985 dan menjadi salah satu pengembangan injeksi uap terbesar di dunia.
"Pada tahun 2015, teknologi injeksi uap diterapkan untuk pengelolaan 77 persen lapangan-lapangan di Duri," katanya.
Adapun di Lapangan Minas, perusahaan tersebut terus mengoptimalkan program injeksi air (waterflood).
Pada tahun 2015, perusahaan itu melanjutkan proyek percontohan yang menggunakan proses injeksi kimia untuk EOR (enhanced oil recovery) guna meningkatkan perolehan minyak mentah ringan di Lapangan Minas dan sekitarnya.
"Kami baru di awal penerapan EOR surfaktan. Dampaknya belum ada sama sekali. Kami tentu sudah dapat hasil secara teknis, dan secara teknis menjanjikan. Akan tetapi, masih butuh pembahasan dengan pemerintah soal ini," katanya.
Lebih lanjut Albert mengatakan bahwa Lapangan Minas yang diklaim sebagai lapangan minyak terbesar di Asia Tenggara itu telah menghasilkan 4,5 miliar barel per hari. Pada saat ini, produksi rata-rata Lapangan Minas sekitar 40.000 barel/hari.
Jonan menjelaskan tujuannya ke operasi lapangan minyak di Minas dan Duri mewakili 40 persen total produksi nasional minyak bumi itu untuk memantau produksi minyak.
"Operasi yang di sini, di Minas dan Duri ini, mewakili 40 persen total produksi nasional minyak bumi. Jadi, wajar kalau saya lihat ke sini," katanya di Minas, Kabupaten Siak, Riau, Sabtu petang.
Dalam kunjungannya, Jonan didampingi Kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) Amien Sunaryadi, Presiden Direktur CPI Albert Simanjutak, serta Gubernur Riau Arsyadjuliandi Rachman dan Bupati Siak Syamsuar.
CPI mengoperasikan dua lapangan migas utama di Sumatera, yakni Duri dan Minas. Perusahaan asal Amerika Serikat itu juga mengoperasikan Pelabuhan Dumai sebagai terminal pengangkutan minyak terakhir.
Pada tahun 2015, produksi kotor CPI tercatat sebesar 255.500 barel minyak mentah per hari.
Presiden Direktur CPI Albert Simanjuntak mengatakan bahwa produksi Minas menyumbang 20 persen dari total produksi Chevron di Indonesia.
Duri sebagai lapangan terbesar yang dioperasikan CPI, telah beroperasi menggunakan teknologi injeksi uap (steamflood) untuk meningkatkan produksi sejak 1985 dan menjadi salah satu pengembangan injeksi uap terbesar di dunia.
"Pada tahun 2015, teknologi injeksi uap diterapkan untuk pengelolaan 77 persen lapangan-lapangan di Duri," katanya.
Adapun di Lapangan Minas, perusahaan tersebut terus mengoptimalkan program injeksi air (waterflood).
Pada tahun 2015, perusahaan itu melanjutkan proyek percontohan yang menggunakan proses injeksi kimia untuk EOR (enhanced oil recovery) guna meningkatkan perolehan minyak mentah ringan di Lapangan Minas dan sekitarnya.
"Kami baru di awal penerapan EOR surfaktan. Dampaknya belum ada sama sekali. Kami tentu sudah dapat hasil secara teknis, dan secara teknis menjanjikan. Akan tetapi, masih butuh pembahasan dengan pemerintah soal ini," katanya.
Lebih lanjut Albert mengatakan bahwa Lapangan Minas yang diklaim sebagai lapangan minyak terbesar di Asia Tenggara itu telah menghasilkan 4,5 miliar barel per hari. Pada saat ini, produksi rata-rata Lapangan Minas sekitar 40.000 barel/hari.
Pewarta: Ade Irma Junida
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2016
Tags: