1.300 prajurit Marinir TNI AL latihan perang di Situbondo
17 Desember 2016 19:29 WIB
Dokumentasi sejumlah prajurit Korps Marinir TNI AL menggunakan kendaraan tempur tank amfibi dalam simulasi pertempuran darat di Latihan Armada Jaya XXXIV/2016 di Titik Tinjau T 12, Banyuputih, Situbondo, Jawa Timur, Kamis (15/9/2016). Simulasi pertempuran darat dengan sandi Karkata Yudha yang disaksikan Presiden Jokowi tersebut melibatkan berbagai satuan di TNI AL. (ANTARA FOTO/Seno)
Situbondo, Jawa Timur (ANTARA News) - Sebanyak 1.300 prajurit Korps Marinir TNI AL mengikuti latihan perang di wilayah Asembagus, Kabupaten Situbondo, Jawa Timur, mulai Sabtu.
Seribuan pasukan pendarat amfibi dari Pasukan Marinir 1 Surabaya itu terlibat latihan yang dipimpin Komandan Passukan Marinir 1, Brigadir Jenderal TNI (Marinir) Lukman dan ditinjau tim dari Inspektorat Jenderal TNI AL, Staf Operasi TNI AL, dan Korps Marinir TNI AL.
Lukman mengatakan, tujuan latihan itu meningkatkan kemampuan atau keterampilan satuan tempur anggota Pasmar-1 serta profesionalisme prajurit sesuai kesenjataan masing-masing.
"Selain itu, juga untuk menguji kemampuan dan keterampilan pelaksanaan fungsi kepemimpinan lapangan sesuai dengan jabatannya, mulai dari tingkat kelompok hingga komandan batalion," kata dia.
Sasaran latihan, lanjut dia, adalah mencapai kemampuan satuan dalam melaksanakan prosedur pimpinan pasukan secara baik, kemampuan dan pemahaman teknik/taktik pengerahan satuan lapangan secara terkoordinasi dan terintegrasi di jajaran Pasukan Marinir 1, serta menguasai koordinasi kesenjataan di lapangan.
Para prajurit yang berlatih itu berasal dari satuan-satuan tempur di jajaran Pasmar-1, yaitu Batalion Intai Amfibi, satuan infanteri, kavaleri, artileri, dan bantuan tempur.
Selain melibatkan prajurit, latihan hingga 20 Desember 2016 tersebut juga melibatkan material tempur yang dimiliki Korps Marinir TNI AL, di antaranya tank amfibi BMP-3F, BTR 60, PT-76, peluncur roket RM 70 Grad, meriam howitzer 105 mm, dan tank personel BVP-2.
Materi yang dilatihkan, kata dia, meliputi serangan, pertahanan, dan pemindahan pasukan ke belakang.
Seribuan pasukan pendarat amfibi dari Pasukan Marinir 1 Surabaya itu terlibat latihan yang dipimpin Komandan Passukan Marinir 1, Brigadir Jenderal TNI (Marinir) Lukman dan ditinjau tim dari Inspektorat Jenderal TNI AL, Staf Operasi TNI AL, dan Korps Marinir TNI AL.
Lukman mengatakan, tujuan latihan itu meningkatkan kemampuan atau keterampilan satuan tempur anggota Pasmar-1 serta profesionalisme prajurit sesuai kesenjataan masing-masing.
"Selain itu, juga untuk menguji kemampuan dan keterampilan pelaksanaan fungsi kepemimpinan lapangan sesuai dengan jabatannya, mulai dari tingkat kelompok hingga komandan batalion," kata dia.
Sasaran latihan, lanjut dia, adalah mencapai kemampuan satuan dalam melaksanakan prosedur pimpinan pasukan secara baik, kemampuan dan pemahaman teknik/taktik pengerahan satuan lapangan secara terkoordinasi dan terintegrasi di jajaran Pasukan Marinir 1, serta menguasai koordinasi kesenjataan di lapangan.
Para prajurit yang berlatih itu berasal dari satuan-satuan tempur di jajaran Pasmar-1, yaitu Batalion Intai Amfibi, satuan infanteri, kavaleri, artileri, dan bantuan tempur.
Selain melibatkan prajurit, latihan hingga 20 Desember 2016 tersebut juga melibatkan material tempur yang dimiliki Korps Marinir TNI AL, di antaranya tank amfibi BMP-3F, BTR 60, PT-76, peluncur roket RM 70 Grad, meriam howitzer 105 mm, dan tank personel BVP-2.
Materi yang dilatihkan, kata dia, meliputi serangan, pertahanan, dan pemindahan pasukan ke belakang.
Pewarta: Masuki M Astro
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2016
Tags: