Jakarta (ANTARA News) - Ekspor mobil Toyota Indonesia turun sekitar lima persen pada 2016 ini dibandingkan 2015, akibat permintaan darl negara-negara di kawasan Timur Tengah.

Hal itu dikemukan Wakil Pressiden Direktur PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN), Warih Andang Tjahjono, kepada ANTARA, di Jakarta, Sabtu. "Tahun ini ekspor (Toyota) turun, menjadi sekitar 165.000 unit dibandingkan tahun lalu sebesar 176.000 unit," ujarnya.

Ia mengakui krisis di Timur Tengah berdampak pada permintaan kendaraan di negara-negara kawasan itu. "Penurunan ekspor terbesar ke Arab Saudi. Ekspor ke negara itu turun 30 persen," kata dia.

Selama ini Arab Saudi, lanjut dia, memberi kontribusi ekspor kendaraan Toyota Indonesia sebesar 50 dari total ekspor TMMIN ke kawasan Timur Tengah.

Diakui dia, penurunan harga minyak mentah mempengaruhi permintaan ekspor dari negara-negara Timur Tengah yang mengandalkan produksi dan perdagangan minyak.

Selain itu, krisis dan peperangan di kawasan itu juga, menurut dia, setidaknya mempengaruhi permintaan kendaraan dari TMMIN yang saat ini antara lain memproduksi kendaraan serba guna (MPV) legendaris Toyota Kijang Innova, Sport Utilities Vehicle (SUV) Fortuner, hatchback (sedan buntung) Yaris, dan sedan Vios.

"Ekspor Toyota (selama ini) paling banyak ke Timur Tengah dan Asia," ujar dia. Kedua kawasan itu memberi kontribusi ekspor lebih dari 50 persen.

Sedangkan negara tujuan ekspor lain Afrika dan Amerika Latin. Dia bersyukur kendati pasar ekspor turun tipis, permintaan dalam negeri terhadap mobil Toyota tumbuh di atas pasar mobil secara nasional.

Wakil Presiden PT Toyota Astra Motor (TAM), Henry Tanoto, mengatakan, sampai November 2016 penjualan mobil Toyota naik 19 persen dibandingkan periode sama tahun lalu, dan tetap kokoh menjadi pemimpin penjualan mobil secara nasional dengan pangsa pasar sebesar 36,5 persen.

"Sampai akhir tahun kami perkirakan penjualan Toyota berkisar 375.000 sampai 380.000 unit," ujarnya.

Penjualan Toyota di Indonesia, lanjut dia, tumbuh di atas pasar kendaraan secara nasional, yang hanya tiga persen. "Saya kira sampai akhir tahun pasar otomotif secara nasional berkisar 1,06 juta sampai 1,08 juta unit," kata dia.