Ambon (ANTARA News) - Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti menggelar kuliah umum tentang Arah Kebijakan Perikanan dan Kelautan dalam Peningkatan Perekonomian Masyarakat Maluku, di Universitas Pattimura (Unpatti) Ambon, Sabtu.

Kuliah umum selama dua jam tersebut dilakukan usai Menteri Susi melakukan serangkaian kegiatan kunjungan di Desa Mamala, Morela dan Hitu Lama, Kecamatan Leihitu, Kabupaten Maluku Tengah, dan Balai Budidaya Perikanan Ambon.

Lebih dari 1.000 orang mahasiswa ikut dalam kuliah di aula rektorat, yang juga dihadiri oleh Gubernur Maluku Said Assagaf dan jajarannnya.

"Pemerintahan Jokowi-JK ingin menjadikan Indonesia sebagai poros maritim dunia. Hingga hari ini Indonesia belum memanfaatkan dengan baik anugerah sumber daya laut, tapi membiarkannya diambil oleh negara lain," kata Menteri Susi.

Ia mengatakan dua tahun lalu pemerintah mulai berupaya untuk memberantas masalah illegal fishing dengan menerapkan peraturan keras dikarenakan kasus-kasus tersebut hampir tidak terlaporkan di tingkat daerah.

Hal tersebut kemudian mendukung hasil sensus 2003 - 2013 menunjukan bahwa rumah tangga nelayan Indonesia telah mengalami penurunan dari 1.600.000 menjadi 860.000.

Pemerintah kemudian memutuskan bahwa kapal-kapal eks asing yang beroperasi di Indonesia sudah tidak boleh beroperasi lagi, dan itu dikuatkan dengan Perpres Nomor 44 Tahun 2016 yang menyatakan perikanan tangkap tertutup untuk asing.

"Saya sudah analisi dan evaluasi bahwa maslaah ilegal fishing hampir tidak terlaporkan, hasil tangkapannya, pajaknya, pendapatan asli daerah juga tidak masuk sama sekali. Hasil perikanan Indonesia dikeruk, dari 15 juta ton sebelum tahun 2000 dan hanya tersisa 2,5 juta ton dan 4,5 juta ton." ucapnya.

Selain memberikan kuliah umum, Menteri Susi Pudjiastuti juga mengajak masyarakat Maluku untuk menjadi prosesor perikanan dengan mengembangkan pabrik pengolahan ikan.

"Ayo orang Maluku, seluruhnya bergerak menjadi prosesor perikanan atau mencari join venture dengan asing untuk membangun pabrik. Saya melihat lihat surplus ikan di Maluku saat ini sudah luar biasa, bahkan melibihi kapasitas yang ada, kalau pabrik sudah berdiri, kita gerakan lagi penangkapan lebih besar lagi, pabriknya tambah lagi," ucapnya.