Ini yang dilakukan kuda saat kena masalah
16 Desember 2016 13:27 WIB
Dokumentasi atlet tunggang serasi Indonesia, Gading Larasati, saat memeluk kudanya setelah berhasil meraih nilai tertinggi dalam kompetisi berkuda kategori tim tunggang serasi di Turf Club Riding Centre, Singapura, Sabtu (6/6). (ANTARA FOTO/Nyoman Budhiana)
Jakarta (ANTARA News) - Para peneliti dari Kobe University Graduate School of Intercultural Studies menemukan, saat kuda menghadapi masalah yang tak mampu mereka selesaikan, mereka akan menggunakan sinyal-sinyal menggunakan indera penglihatan dan peraba demi meminta bantuan manusia.
Dalam studi yang dipublikasikan dalam jurnal Animal Cognition itu, diketahui kuda mengubah perilaku berkomunikasi mereka sesuai keadaan saat itu.
Untuk sampai pada temuan, peneliti menginvestigasi kemampuan kognitif delapan kuda kala makanan mereka disembunyikan dan hanya bisa dijangkau manusia. Mereka menaruh wortel dalam wadah yang tak dapat kuda jangkau.
Peneliti lalu mengobservasi bagaimana kuda mengirimkan sinyal-sinyal ke para pengurusnya. Ternyata, mereka berdiri di dekat para perawatnya sambil menyentuh dan mendorong-dorong mereka.
Temuan ini memperlihatkan, saat kuda tak mampu mengatasi masalah, mereka akan mengirimkan sinyal-sinyal pada manusia baik itu secara visual (melihat manusia) dan fisik (menyentuh dan mendorong).
Dari temuan itu, peneliti lalu melakukan percobaan kedua, yakni perubahan perilaku kuda berdasarkan pengetahuan para perawat mereka tentang makanan yang disembunyikan. Jika manusia tak melihat makanan yang disembunyikan, kuda akan memberi lebih banyak sinyal.
Para peneliti mengatakan memahami kemampuan kognitif hewan yang memiliki kedekatan hubungan dengan manusia dan membuat perbandingan dari hal ini, bisa menjadi cara menginvestigasi perkembangan komunikasi unik para hewan-hewan itu.
Sejak 6000 tahun lalu, kuda telah banyak berkontribusi pada manusia melalui beragam wujud, mulai dari sebagai alat transportasi hingga menjadi sahabat manusia.
Studi menunjukkan, mengendarai kuda berdampak positif bagi fisik dan mental seseorang. Keterampilan kognitif sosial kuda mungkin bisa menjelaskan mengapa manusia dan kuda memiliki hubungan kolaboratif hingga hari ini. Demikian seperti dilansir eurekalert.org.
Dalam studi yang dipublikasikan dalam jurnal Animal Cognition itu, diketahui kuda mengubah perilaku berkomunikasi mereka sesuai keadaan saat itu.
Untuk sampai pada temuan, peneliti menginvestigasi kemampuan kognitif delapan kuda kala makanan mereka disembunyikan dan hanya bisa dijangkau manusia. Mereka menaruh wortel dalam wadah yang tak dapat kuda jangkau.
Peneliti lalu mengobservasi bagaimana kuda mengirimkan sinyal-sinyal ke para pengurusnya. Ternyata, mereka berdiri di dekat para perawatnya sambil menyentuh dan mendorong-dorong mereka.
Temuan ini memperlihatkan, saat kuda tak mampu mengatasi masalah, mereka akan mengirimkan sinyal-sinyal pada manusia baik itu secara visual (melihat manusia) dan fisik (menyentuh dan mendorong).
Dari temuan itu, peneliti lalu melakukan percobaan kedua, yakni perubahan perilaku kuda berdasarkan pengetahuan para perawat mereka tentang makanan yang disembunyikan. Jika manusia tak melihat makanan yang disembunyikan, kuda akan memberi lebih banyak sinyal.
Para peneliti mengatakan memahami kemampuan kognitif hewan yang memiliki kedekatan hubungan dengan manusia dan membuat perbandingan dari hal ini, bisa menjadi cara menginvestigasi perkembangan komunikasi unik para hewan-hewan itu.
Sejak 6000 tahun lalu, kuda telah banyak berkontribusi pada manusia melalui beragam wujud, mulai dari sebagai alat transportasi hingga menjadi sahabat manusia.
Studi menunjukkan, mengendarai kuda berdampak positif bagi fisik dan mental seseorang. Keterampilan kognitif sosial kuda mungkin bisa menjelaskan mengapa manusia dan kuda memiliki hubungan kolaboratif hingga hari ini. Demikian seperti dilansir eurekalert.org.
Penerjemah: Lia Santosa
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2016
Tags: