Kupang (ANTARA News) - Pemerintah akan meningkatkan biaya hidup penerima beasiswa Bantuan Pendidikan Mahasiswa Miskin Berprestasi (Bidikmisi) dari sebelumnya Rp600.000 per bulan menjadi Rp650.000 perbulan.

Pernyataan tersebut dilontarkan oleh Menteri Riset Teknologi dan. Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) Mohamad Nasir di Universitas Nusa Cendana, Kupang, Nusa Tenggara Timur, Jumat.

"Mulai 2017, biaya hidup penerima beasiswa naik Rp50.000 menjadi Rp650.000 per bulan," kata Menristekdikti.

Kenaikan tersebut, lanjut dia, dirasakan sangat penting untuk mengimbangi laju inflasi. Untuk meningkatkan biaya hidup sebesar Rp50.000 saja, pihaknya perlu menggeser anggaran sebesar Rp800 hingga Rp900 miliar, karena jumlah penerima beasiswa yang mencapai 360.000 mahasiswa.

Kenaikan tersebut, bertujuan untuk memotivasi para penerima beasiswa untuk terus semangat belajar dan meningkatkan IPK.

"Biaya hidup dari hari ke hari semakin meningkat, kami berharap jangan sampai biaya hidup habis untuk fotokopi."

Pada 2017, pihak Kemristekdikti juga akan menambah kuota beasiswa dari sebelumnya 75.000 menjadi 90.000 beasiswa.

"Meski tren yang terjadi saat ini, penurunan anggaran, kami berjanji untuk tidak menggeser alokasi dana untuk beasiswa," papar Mantan Rektor Universitas Diponegoro itu.

Meski demikian , dia mengaku belum bisa meningkatkan kuota beasiswa untuk tiap universitasnya. Penyebabnya adalah penambahan jumlah perguruan tinggi negeri baru, yang juga memerlukan kuota beasiswa.

Sementara itu, Dirjen Pembelajaran dan Kemahasiswaan Kemristekdikti, Intan Ahmad, mengatakan, "Sejauh ini Bidikmisi sudah menunjukkan kuakitasnya, hingga akhir 2015, sebanyak 51 persen penerima Bidikmisi mendapatkan IPK 3 hingga 3,5. Kemudian sebanyak 28 persen mendapat IPK di atas 3,5, dan 0,7 persen mendapat IPK 4.0."

Tidak hanya itu, prestasi non akademik mahasiswa Bidikmisi juga amat membanggakan; tercatat lebih dari lima mahasiswa Bidikmisi berhasil lolos seleksi menjadi Finalis Mahasiswa Berprestasi tingkat nasional sejak tahun 2013-2016.

Selain itu, beberapa mahasiswa Bidikmisi juga berhasil meraih medali di Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional (PIMNAS), menjuarai berbagai kompetisi kepenulisan tingkat nasional hingga internasional, mengikuti kegiatan pertukaran pelajar tingkat internasional, hingga menjadi delegasi Indonesia dalam berbagai kegiatan kelas dunia di dalam dan luar negeri," terangnya.

Dengan capaian seperti itu, menurut Intan, Bidikmisi telah berhasil menjadi salah satu katalis yang strategis dan telah banyak membantu mahasiswa Indonesia untuk secara bebas mengeksplorasi diri.

Intan berharap pemberian beasiswa tidak hanya menjadi tanggung jawab pemerintah saja, tetapi juga tanggung jawab swasta dan juga alumni.

"Kami terus mendorong, agar swasta, alumni dan masyarakat untuk ikut membantu. Di beberapa perguruan tinggi sudah ada skema seperti itu," kata Intan.