Jakarta (ANTARA News) - Presiden Joko Widodo (Jokowi) meninggalkan Iran setelah merampungkan kunjungan kenegaraan di negara itu dan melanjutkan kunjungan kerja ke Aceh.

Setelah menyelesaikan kunjungan kenegaraan ke India dan Iran, Presiden Joko Widodo dan Ibu Negara Iriana Joko Widodo bersama rombongan kembali ke Tanah Air, Rabu (14/12/2016) pukul 22.00 waktu setempat.

Sebelum tiba di Jakarta, Pesawat Kepresidenan Indonesia-1 mendarat terlebih dahulu di Bandara Internasional Sultan Iskandar Banda Aceh, Kamis sekitar pukul 09.30 WIB.

Dari Banda Aceh, Presiden dan Ibu Iriana melanjutkan kunjungan kerja ke Bireuen dengan menggunakan helikopter Super Puma TNI AU.

Di Bireuen, Presiden akan melihat proses penanganan pasca bencana gempa Pidie Jaya yang terjadi pada Rabu (7/12/2016) pukul 05.36 WIB.

Sebagaimana diketahui, 3 wilayah yang terkena dampak bencana gempa adalah Kabupaten Bireuen, Kabupaten Pidie Jaya dan Kabupaten Pidie.

Di wilayah yang terkena dampak bencana gempa, Presiden direncanakan akan mengunjungi posko pengungsian, sekolah dan masjid.

Kunjungan kerja Presiden ke Aceh ini merupakan yang kedua dalam sepekan terakhir.

Pada kunjungan kerja pertama setelah terjadi bencana gempa, Jumat (9/12/2016) usai melaksanakan Shalat Jumat di Masjid Besar Kecamatan Samalanga, Kabupaten Bireun, Provinsi Aceh, Presiden mengatakan bahwa kunjungannya ke Aceh untuk memastikan penanganan bencana gempa dilakukan dengan baik.

"Pemerintah pusat akan berusaha sekeras-kerasnya untuk segera membangun kembali terutama fasilitas-fasilitas umum baik majelis, pondok pesantren, sekolah-sekolah dalam waktu yang secepat-cepatnya," ujar Presiden saat itu.

Turut menyertai Presiden dan Ibu Iriana dalam penerbangan dari Teheran menuju Banda Aceh, Menteri Luar Negeri Retno Marsudi, Menteri Sekretaris Negara Pratikno, Staf Khusus Presiden Diaz Hendropriyono, Komandan Paspampres Mayjen TNI (Mar) Bambang Suswantono, Sekretaris Militer Presiden Marsda TNI Trisno Hendradi, Deputi Bidang Protokol, Pers dan Media, Sekretariat Presiden Djarot Sri Sulistyo, dan Kepala Biro Protokol Sekretariat Presiden Ari Setiawan.