Jakarta (ANTARA News) - 55 elektor atau anggota Electoral College menuntut dibriefing intelijen soal keterlibatan pemerintahan Rusia dalam serangan siber yang telah mengarahkan Pemilihan Presiden Amerika Serikat ke arah lebih menguntungkan bagi Presiden terpilih Donald Trump.
Ke-55 elektor ini berasal dari Demokrat dan Republik. Dalam surat terbuka kepada Direktur Intelijen Nasional James R. Clappers, mereka menuntut dibriefing soal intervensi Rusia itu. Pihak Republik sepertinya sengaja meminta briefing ini karena khawatir para elektor dari Partai Republik membangkang tidak memilih Trump.
Senin lalu sembilan elektor dari Demokrat dan seorang elektor dari Republik telah menandatangani surat terbuka tersebut. Mereka menuntut informasi lebih jauh dari komunitas intelijen AS mengenai penyelidikan terhadap kaitan Trump dengan Rusia.
"Para elektor perlu mengetahui dari komunitas intelijen apakah ada penyelidikan mengenai kaitan antara Donald Trump, tim kampanye atau pembantunya, dan intervensi pemerintah Rusia dalam Pemilu, seberapa jauh jangkauan investigasi itu dan siapa yang terlibat dalam investigasi itu," tulis para elektor dalam surat terbuka itu.
"Kami perlu lebih jauh dibriefing mengenai temuan-temuan dari semua investigasi, karena masalah ini berdampak langsung terhadap faktor-faktor mendasar dalam pertimbangan kami mengenai apakah Tuan Trump layak menjabat Presiden Amerika Serikat."
Sampai Rabu waktu AS, jumlah elektor yang menandatangani petisi ini sudah 55 orang, di tengah kian gencarnya pemberitaan media massa AS bahwa Rusia telah mengintervensi Pemilihan Presiden AS.
Pemilihan Presiden Amerika Serikat tidak ditentukan oleh suara terbanyak pemilih, melainkan didelegasikan kepada sebuah sistem bernama Electoral College yang beranggotakan 538 elektor. Masing-masing dari 50 negara bagian memiliki jumlah elektor berbeda-beda, tergantung kepada jumlah penduduk atau pemilih di 50 negara bagian itu.
Trump saat ini mengumpulkan jumlah suara elektoral di atas batas minimal 270 dengan total menguasai 306 suara elektoral.
Namun sejumlah kecil elektor (pemberi suara elektoral) dari Partai Republik telah menyatakan tidak akan memberikan suaranya kepada Trump.
Mereka menyatakan akan mengalihkan suara elektoral yang mereka pegang kepada calon presiden dari Partai Republik lainnya atau bahkan dialihkan kepada Hillary Clinton, demikian International Business Times.
Trump dalam bahaya, 55 elektor minta dibriefing soal intervensi Rusia
15 Desember 2016 08:25 WIB
Presiden Amerika Serikat terpilih Donald Trump (REUTERS/Mike Segar )
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2016
Tags: