Kenaikan suku bunga The Fed bukan kejutan
14 Desember 2016 14:13 WIB
Dokumentasi sejumlah nasabah bertransaksi keuangan di Bank Mandiri, Jakarta, Jumat (18/3). (ANTARA FOTO/Widodo S Jusuf)
Jakarta (ANTARA News) - Direktur Eksekutif Departemen Kebijakan Ekonomi dan Moneter Bank Indonesia, Juda Agung, menilai rencana kenaikan suku bunga Amerika Serikat yang kemungkinan besar dilakukan pada tengah bulan ini, bukan merupakan suatu kejutan.
"(Pasar) sudah menyesuaikan dalam perencanannya. Jadi bukan kejutan lagi suku bunga The Fed itu," ujar Agung saat ditemui di Gedung DPR, Jakarta, Rabu.
Bank Sentral Amerika Serikat memulai pertemuan kebijakan moneter dua hari pada Selasa (13/12) lalu. The Fed diperkirakan akan mengumumkan kenaikan suku bunga untuk pertama kalinya tahun ini setelah pertemuan pada Rabu waktu setempat.
Pada Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia pertengahan November 2016 lalu memutuskan untuk mempertahankan BI 7-day Reverse Repo Rate (BI 7-day RR Rate) tetap sebesar 4,75 persen, dengan suku bunga Deposit Facility tetap sebesar 4 persen dan Lending Facility tetap sebesar 5,5 persen.
Kebijakan tersebut sejalan dengan kehati-hatian Bank Indonesia dalam merespons meningkatnya ketidakpastian di pasar keuangan global pasca pemilihan Pemilu Amerik Serikat.
Di tengah ketidakpastian perekonomian global yang meningkat pasca Pemilu AS, perekonomian Amerika Serikat menunjukkan perbaikan sebagaimana tercermin dari PDB yang membaik, tingkat pengangguran yang stabil dan inflasi yang cenderung meningkat.
Sejalan dengan perkembangan tersebut, peluang kenaikan suku bunga The Fed pada Desember 2016 pun semakin menguat.
Dari sisi eksternal, penguatan rupiah terkait dengan meredanya risiko global, sejalan dengan semakin jelasnya arah kebijakan The Fed terkait suku bunga The Fed itu. Namun sejak awal November lalu, nilai tukar rupiah mengalami depresiasi akibat meningkatnya ketidakpastian perekonomian global pasca Pemilu AS.
Pada Desember ini, rupiah kembali menguat seiring dengan adanya arus modal masuk yang mencapai Rp7 triliun.
"Memang Oktober modal keluar, tapi Desember kemarin ada modal masuk sekitar Rp7 triliun, makanya rupiah menguat," ujar Juda.
Berdasarkan kurs tengah BI, nilai tukar rupiah pada Rabu ini mencapai Rp13.285 per dolar AS, menguat dibandingkan hari sebelumnya Rp13.309 per dolar AS.
"(Pasar) sudah menyesuaikan dalam perencanannya. Jadi bukan kejutan lagi suku bunga The Fed itu," ujar Agung saat ditemui di Gedung DPR, Jakarta, Rabu.
Bank Sentral Amerika Serikat memulai pertemuan kebijakan moneter dua hari pada Selasa (13/12) lalu. The Fed diperkirakan akan mengumumkan kenaikan suku bunga untuk pertama kalinya tahun ini setelah pertemuan pada Rabu waktu setempat.
Pada Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia pertengahan November 2016 lalu memutuskan untuk mempertahankan BI 7-day Reverse Repo Rate (BI 7-day RR Rate) tetap sebesar 4,75 persen, dengan suku bunga Deposit Facility tetap sebesar 4 persen dan Lending Facility tetap sebesar 5,5 persen.
Kebijakan tersebut sejalan dengan kehati-hatian Bank Indonesia dalam merespons meningkatnya ketidakpastian di pasar keuangan global pasca pemilihan Pemilu Amerik Serikat.
Di tengah ketidakpastian perekonomian global yang meningkat pasca Pemilu AS, perekonomian Amerika Serikat menunjukkan perbaikan sebagaimana tercermin dari PDB yang membaik, tingkat pengangguran yang stabil dan inflasi yang cenderung meningkat.
Sejalan dengan perkembangan tersebut, peluang kenaikan suku bunga The Fed pada Desember 2016 pun semakin menguat.
Dari sisi eksternal, penguatan rupiah terkait dengan meredanya risiko global, sejalan dengan semakin jelasnya arah kebijakan The Fed terkait suku bunga The Fed itu. Namun sejak awal November lalu, nilai tukar rupiah mengalami depresiasi akibat meningkatnya ketidakpastian perekonomian global pasca Pemilu AS.
Pada Desember ini, rupiah kembali menguat seiring dengan adanya arus modal masuk yang mencapai Rp7 triliun.
"Memang Oktober modal keluar, tapi Desember kemarin ada modal masuk sekitar Rp7 triliun, makanya rupiah menguat," ujar Juda.
Berdasarkan kurs tengah BI, nilai tukar rupiah pada Rabu ini mencapai Rp13.285 per dolar AS, menguat dibandingkan hari sebelumnya Rp13.309 per dolar AS.
Pewarta: Citro Atmoko
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2016
Tags: