Bandung (ANTARA News) - Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) akan memberikan telepon genggam pintar (smartphone) dan aplikasi gratis bagi sekitar 3.000 desa di Indonesia untuk meningkatkan produktivitas masyarakat di pedesaan.

"Ada sekitar tiga ribu desa tertinggal yang akan Go Digital jadi nantinya desa-desa tersebut akan ada semacam pemberian smartphone dengan aplikasi gratis." kata Staf Khusus Menteri Komunikasi dan Informatika, Lis Sutjiati, di sela-sela Roadshow Tanda Tangan Digital Pada Transaksi Elektronik, di Kota Bandung, Selasa.

Ia menjelaskan aplikasi gratis yang akan diberikan ke desa-desa tersebut akan dirancang secara spesifik atau disesuaikan dengan kebutuhan warga desa terpencil untuk mendongkrak kesejahteraan warganya.

"Sampai saat ini masih prototype. Baru ada tiga desa yang dikembangkan. Ada di Nusa Tenggara, Papua, dan Riau," katanya.

Menurut dia, Kemenkominfo untuk sementara akan membuat modellingnya agar program yang diberikan benar-benar mampu mengangkat produktivitas warga desa tertinggal.

"Ibaratnya jangan sampai seperti bagi-bagi goody bag lah," kata Lis.

Ia menuturkan selain menunjang produktivitas dari sisi produktivitas masyarakat, keberadaan aplikasi tersebut warga desa tertinggal juga akan diarahkan untuk menjangkau akses pasar bagi produk warga di desa-desa.

"Desa yang dibidik adalah desa pertanian, nelayan, dan pedalaman. Ini akan menjadi lompatan teknologi bagi warga desa tertinggal," katanya.

Ia mengatakan selama ini desa tertinggal tersebut jangankan menggunakan internet, televisi dan radio saja kemungkinan mereka belum kenal.

"Sampai saat ini, ada 74 ribu desa tertinggal tersebar di Indonesia. Jumlah itu, dikualifikasikan dalam tiga kategori yakni desa maju, desa sedang berkembang dan desa tertinggal. Pemerintah ingin adanya pemerataan agar informasi bisa sampai pada desa tertinggal itu," kata dia.

Kementerian Komunikasi dan Informatika, lanjut dia, hingga saat ini masih mengkalkulasi pemberian smartphone tersebut karena takutnya nanti setelah diberikan tidak digunakan oleh warga tapi malah dijual.

"Jadi, nantinya ada sistem pembimbingan. Formulasinya sudah dibuat sehingga ada sistem yang baik. Jadi orang-orang jagonya akan turun untuk membantu," katanya.