"Keduanya adalah Syarekat Islam yang berdiri pada 1905 dan Jamiatul Khoir sejak 1901, yang turut berkontribusi menanamkan nasionalisme bagi bangsa Indonesia," katanya dalam sosialisasi Empat Pilar di Jakarta, seperti dilansir keterangan tertulisnya, Senin.
Dalam sosialisasi di Masjid Al Ikhlas, Pasar Minggu, Jakarta Selatan itu, Hidayat menjelaskan bahwa selain menumbuhkan nasionalisme, Jamiatul Khoir juga memberi perhatian besar pada masalah pendidikan dan kesejahteraan.
Di kemudian hari, lanjutnya, anggota Jamiatul Khoir ikut mendirikan organisasi kemasyarakatan yang beberapa anggotanya adalah KH Ahmad Dahlan dan HOS Cokroaminoto.
"HOS Cokroaminoto ikut membidani Boedi Utomo. Sedang KH. Ahmad Dahlan mendirikan Muhammadiyah. Cokroaminoto merupakan guru yang mengajar Soekarno, sang Proklamator dan Presiden pertama Indonesia," kata Hidayat.
Menurut dia, kontribusi umat Islam mendirikan Indonesia tidak bisa dipungkiri, yang juga terlihat dari konferensi Islam yang digelar Jamiatul Khoir pada 1903. Salah satu hasilnya yaitu haram hukumnya Indonesia dijajah kaum kafir sehingga harus merdeka.
"Sejarah seperti ini harus dimengerti oleh generasi muda, agar mereka bisa menerapkannya di masa mendatang. Karena sebenarnya negara ini didirikan oleh orang-orang besar. Mereka memiliki pendidikan yang sangat tinggi di zamannya", demikian Hidayat Nur Wahid.
"Sejarah seperti ini harus dimengerti oleh generasi muda, agar mereka bisa menerapkannya di masa mendatang. Karena sebenarnya negara ini didirikan oleh orang-orang besar. Mereka memiliki pendidikan yang sangat tinggi di zamannya", demikian Hidayat Nur Wahid.