Solo (ANTARA News) - Densus 88 Antiteror Mabes Polri dengan didukung Polresta Surakarta membawa beberapa bungkusan kertas warna cokelat dari hasil penggeledahan di rumah terduga teroris Nur Solihin di RT08/RW10, Griyan, Pajang, Kota Solo, Jawa Tengah, Minggu siang.

Barang tersebut kemudian dimasukkan ke mobil yang kemudian meninggalkan lokasi itu sekitar pukul 12.30 WIB.

Polisi melakukan menggeledahan rumah mertua Nur Solihin, bernama Winarto selama sekitar satu jam. Saat penggeledahan itu, Lurah Pajang Sorwoko turut menjadi saksi.

Kepala Polresta Surakarta Kombes Pol Ahmad Luthfi di lokasi kejadian mengatakan Polresta Surakarta hanya membantu personel Densus, sedangkan barang bukti yang dibawa belum bisa dijelaskannya karena kewenangan Densus.

"Nanti, saya belum bisa menjelaskan karena saya hanya membantu Densus. Polisi akan memberikan keterangan jika sudah komplit seluruhnya," katanya.

Lurah Pajang Sarwoko mengatakan Nur Solihin menikahi Rinda atau anak dari pemilik rumah, yakni Winarto itu. Solihin itu menantu Winarto, dan dia menempati di rumah tersebut sejak sekitar satu tahun terakhir.

Dia mengaku beberapa barang diamankan polisi dari rumah tersebut, namun ia tidak bisa menjelaskan secara rinci.

"Namun, saya melihat salah satunya senjata tajam celurit yang diamankan oleh polisi," katanya.

Sarwoko menjelaskan Nur Solihin ketika tinggal di kampung itu sebagai sosok tertutup. Dia jika pagi pergi ke luar dan pulangnya sore hari.

"Saya tidak tahu apa pekerjaan Nur Solihin, karena orangnya tertutup. Namun warga sudah merasa curiga soal Solihin," katanya.

Dia mengatakan Solihin tinggal di rumah tersebut bersama istri, satu anaknya, dan bapak mertuanya.

Sarwoko mengaku sejak lama memberikan imbauan melalui ketua RT dan RW untuk memantau warga yang baru tinggal di lingkungan masing-masing.


(B018/M029)