Polisi bawa sejumlah barang dari rumah Solihin
11 Desember 2016 19:10 WIB
Polisi membawa sejumlah barang bukti seusai melakukan penggeledahan rumah terduga kelompok jaringan teroris di Kampung Griyan, Pajang, Laweyan, Solo, Jawa Tengah, Minggu (11/12/2016). Penggeledahan yang dilakukan tim Densus Anti-Teror 88 Mabes Polri tersebut merupakan pengembangan kasus penangkapan terduga anggota kelompok jaringan teroris dan penemuan bom dalam "rice cooker" oleh polisi di Bekasi, Jawa Barat, Sabtu (10/12/2016). (ANTARA FOTO/Maulana Surya)
Solo (ANTARA News) - Densus 88 Antiteror Mabes Polri dengan didukung Polresta Surakarta membawa beberapa bungkusan kertas warna cokelat dari hasil penggeledahan di rumah terduga teroris Nur Solihin di RT08/RW10, Griyan, Pajang, Kota Solo, Jawa Tengah, Minggu siang.
Barang tersebut kemudian dimasukkan ke mobil yang kemudian meninggalkan lokasi itu sekitar pukul 12.30 WIB.
Polisi melakukan menggeledahan rumah mertua Nur Solihin, bernama Winarto selama sekitar satu jam. Saat penggeledahan itu, Lurah Pajang Sorwoko turut menjadi saksi.
Kepala Polresta Surakarta Kombes Pol Ahmad Luthfi di lokasi kejadian mengatakan Polresta Surakarta hanya membantu personel Densus, sedangkan barang bukti yang dibawa belum bisa dijelaskannya karena kewenangan Densus.
"Nanti, saya belum bisa menjelaskan karena saya hanya membantu Densus. Polisi akan memberikan keterangan jika sudah komplit seluruhnya," katanya.
Lurah Pajang Sarwoko mengatakan Nur Solihin menikahi Rinda atau anak dari pemilik rumah, yakni Winarto itu. Solihin itu menantu Winarto, dan dia menempati di rumah tersebut sejak sekitar satu tahun terakhir.
Dia mengaku beberapa barang diamankan polisi dari rumah tersebut, namun ia tidak bisa menjelaskan secara rinci.
"Namun, saya melihat salah satunya senjata tajam celurit yang diamankan oleh polisi," katanya.
Sarwoko menjelaskan Nur Solihin ketika tinggal di kampung itu sebagai sosok tertutup. Dia jika pagi pergi ke luar dan pulangnya sore hari.
"Saya tidak tahu apa pekerjaan Nur Solihin, karena orangnya tertutup. Namun warga sudah merasa curiga soal Solihin," katanya.
Dia mengatakan Solihin tinggal di rumah tersebut bersama istri, satu anaknya, dan bapak mertuanya.
Sarwoko mengaku sejak lama memberikan imbauan melalui ketua RT dan RW untuk memantau warga yang baru tinggal di lingkungan masing-masing.
(B018/M029)
Barang tersebut kemudian dimasukkan ke mobil yang kemudian meninggalkan lokasi itu sekitar pukul 12.30 WIB.
Polisi melakukan menggeledahan rumah mertua Nur Solihin, bernama Winarto selama sekitar satu jam. Saat penggeledahan itu, Lurah Pajang Sorwoko turut menjadi saksi.
Kepala Polresta Surakarta Kombes Pol Ahmad Luthfi di lokasi kejadian mengatakan Polresta Surakarta hanya membantu personel Densus, sedangkan barang bukti yang dibawa belum bisa dijelaskannya karena kewenangan Densus.
"Nanti, saya belum bisa menjelaskan karena saya hanya membantu Densus. Polisi akan memberikan keterangan jika sudah komplit seluruhnya," katanya.
Lurah Pajang Sarwoko mengatakan Nur Solihin menikahi Rinda atau anak dari pemilik rumah, yakni Winarto itu. Solihin itu menantu Winarto, dan dia menempati di rumah tersebut sejak sekitar satu tahun terakhir.
Dia mengaku beberapa barang diamankan polisi dari rumah tersebut, namun ia tidak bisa menjelaskan secara rinci.
"Namun, saya melihat salah satunya senjata tajam celurit yang diamankan oleh polisi," katanya.
Sarwoko menjelaskan Nur Solihin ketika tinggal di kampung itu sebagai sosok tertutup. Dia jika pagi pergi ke luar dan pulangnya sore hari.
"Saya tidak tahu apa pekerjaan Nur Solihin, karena orangnya tertutup. Namun warga sudah merasa curiga soal Solihin," katanya.
Dia mengatakan Solihin tinggal di rumah tersebut bersama istri, satu anaknya, dan bapak mertuanya.
Sarwoko mengaku sejak lama memberikan imbauan melalui ketua RT dan RW untuk memantau warga yang baru tinggal di lingkungan masing-masing.
(B018/M029)
Pewarta: Bambang Dwi Marwoto
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2016
Tags: