Bogor (ANTARA News) - Pusat Konservasi Tumbuhan (PKT) Kebun Raya Bogor - Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) menjadi kantong keragaman hayati untuk mengembalikan koridor burung dan menghijaukan kembali daerah aliran sungai di Kota Bogor, Jawa Barat.

"Kebun Raya dan Pemerintah Kota Bogor saling bersinergi untuk menghijaukan kembali daerah aliran sungai di kota ini," kata Kepala PKT Kebun Raya Bogor-LIPI Didik Widyatmoko di Bogor, Minggu.

Ia mengatakan, sudah disepakati bersama kedua pihak akan menghijaukan kembali aliran sungai yang ada di Kota Bogor, membangun koridor yang akan menjadi jalan burung bermigrasi.

"Konsep ke depan Kebun Raya Bogor dijadikan kantong keragaman hayati, burung dapat berlalu lalang, dapat bermigrasi tidak hanya di sungai, tapi dapat menetap di Kebun Raya," katanya.

Ia menjelaskan, Kebun Raya Bogor memiliki komitmen untuk menghijaukan kembali dua sungai utama yang melintas Bogor yakni Sungai Ciliwung dan Cisadane yang saat ini kondisinya mengalami penurunan kualitas hingga menggaggu habitat ekosistem di dalamnya maupun ekosistem burung.

"Kalau kondisi Sungai Ciliwung dan Sungai Cisadane dapat dihijaukan kembali, burung bisa bermigrasi. Dengan konsep kantung keragaman hayati, sungai dan taman-taman menjadi koridor yang dapat dilalui burung, seperti jembatan bagi burung berlalu lalang," katanya.

Ia menyebutkan, kosep koridor burung ini telah dibicarakan, dan sejumlah ahli akan dilibatkan, tidak hanya ahli burung, tapi juga serangga yang ada di Kenun Raya Bogor.

"Kebun raya akan mengumpulkan semua ahli terkait koridor ini," katanya.

Terkait kapan koridor akan diwujudkan, menurut Didik, belum ada aksi, tetapi kegiatan sudah dimulai dengan melakukan penanaman di daerah aliran sungai (DAS) Ciliwung dan Cisadane, serta membangun taman kolektif secara bersama-sama.

"Taman-taman yang dibangun oleh Pemkot Bogor juga kita dukung, kebun raya menyumbang beberapa tanaman yang ditanam di sejumlah taman tersebut," katanya.

Ia mengemukakan, target untuk membangun koridor disusun bersama-sama semua pihak yanb terlibat dalam hal ini Pemkot Bogor, LIPI dan lembaga swadaya masyarakat (LSM) lingkungan.

"Ada tantangan untuk segera mewujudkan koridor burung ini, saat ini yang jadi prioritas adalah mengembalikan DAS, menghijaukan terlebih dahulu jalan koridor," katanya.

Pemerintah Kota Bogor membangun hutan kota di Jl Ahmad Yani, salah satu fungsinya sebagai koridor bagi migrasi burung. Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Bogor menggandeng Perhimpunan Pelestarian Burung Liar Indonesia untuk merekomendasikan jenis pohon apa saja yang dapat dijadikan rumah bagi para burung.

Staf Hubungan Masyarakat Perhimpunan Pelestarian Burung Liar Indonesia, Tri Susanti, menyebutkan bahwa sekira tahun 1930 jumlah buruh yang ada di wilayah Kota Bogor mencapai 150-an jenis.

Ia mengatakan, Kebun Raya Bogor menjadi rumah yang nyaman bagi berbagai jenis burung, khususnya burung-burung dataran rendah di Pulau Jawa dan sebagian burung pegunungan.

Namun, lanjutnya, berdasarkan penelitian yang dilakukan para peneliti dari IPB pada tahun 2010, jumlah burung yang ada di Kebun Raya Bogor hanya tinggal 46 jenis.

"Ini dikarenakan koridor burung di sepanjang daerah aliran sungai di wilayah Kota Bogor sudah terfragmentasi dan nyaris putus," katanya.

Menurut dia, wilayah tersebut rusak, karena dipenuhi pemukiman penduduk. Sehingga tidak ada pohon yang menjadi tempat persinggahan bagi berbagai jenis burung.

Ia menyebutkan, dulu berbagai jenis burung di Kebun Raya Bogor masih banyak, dan mudah ditemui karena koridor burung di wilayah Kota Bogor masih bagus. Bahkan, burung-burung pegunungan khususnya dari Gunung Salak dan Gunung Gede Pangrango datang membuat sarang di sana.

"Saat ini tidak ada pohon yang berfungsi sebagai tempat persinggahan sementara bagi berbagai jenis burung di sepanjang DAS Ciliwung," katanya.

Tri menambahkan, keberadaan koridor burung sangat penting, karena menjadi tempat hinggap sementara bagi burung-burung yang akan masuk ke dalam Kota Bogor, khususnya ke Kebun Raya Bogor.