Maruarar : Pancasila hadiah terbesar umat Islam untuk Indonesia
11 Desember 2016 01:33 WIB
Politisi PDI Perjuangan, Maruarar Sirait (paling kanan) saat menyampaikan materi dalam acara Sekolah Pemimpin Nasional (SPN) Ikatan Cendekiawan Muslim se-Indonesia (ICMI) di Ancol, Jakarta, Jumat (9/12/2016). (istimewa)
Jakarta (ANTARA News) - Pancasila merupakan hadiah terbesar umat Islam kepada bangsa Indonesia, sehingga semua warga negara harus menjaga, merawat serta mengamalkan nilai-nilai Pancasila itu dalam kehidupan sehari-hari.
Politisi PDI Perjuangan, Maruarar Sirait mengatakan hal itu saat menyampaikan materi dalam acara Sekolah Pemimpin Nasional (SPN) Ikatan Cendekiawan Muslim se-Indonesia (ICMI) di Ancol, Jakarta, Jumat (9/12).
Dalam siaran persnya di Jakarta, Sabtu, Maruarar menyatakan, dirinya memberikan materi dengan tema "Menjadi Anggota Legistaltif yang Handal dan Berkualitas."
Pada acara SPN yang diikuti ratusan anggota ICMI itu juga hadir anggota Komisi XI dari Fraksi Golkar, Muhammad Misbakhun. Diskusi dipandu oleh Ketua Panitia SPN, ICMI, Muhammad Qodari.
Menurut Maruarar, jalan untuk menjadi politisi yang memperjuangkan kebenaran sejati bukanlah hal yang mudah. Seorang calon politisi harus benar-benar siap dan tak mudah mengeluh ketika menghadapi banyak hambatan di jalan politik yang hendak ditempuh.
"Jalan menjadi pemimpin yang menginspirasi itu tak mudah. Tak ada pemimpin yang lahir dari sebuah kemanjaan. Seorang pemimpin harus punya landasan ideologi, punya prinsip yang dipegang teguh, serta harus berkarakter dan konsisten," ujarnya.
Maruarar juga menceritakan kisahnya sebagai anggota DPR selama tiga periode, dari daerah pemilihan Subang, Majalengka dan Sumedang. Menjadi istimewa karena Ara adalah seorang bersuku Batak, non-Muslim, namun diterima di dapil yang mayoritas Muslim. Bahkan dia berhasil memperoleh suara terbanyak di dapil itu.
"Saya pernah ditanya oleh Gus Dur, kenapa saya bisa mendapat suara terbesar. Saya jawab, 'Gus, saya temukan Islam yang bersahabat, terbuka, dan cinta perdamaian. Dan akhirnya saya terpilih'. Saya sampaikan apa adanya. Saya 12 tahun di sana. Ratusan kali saya masuk mushola, mesjid, Islamic Center, dimana saya rasa aman dan nyaman," jelas Maruarar.
Maruara menambahkan, seorang politikus harus bisa melakukan pendekatan secara kultural terhadap masyarakat, apapun latar belakangnya. Untuk menarik perhatian anak muda yang menjadi pendukungnya.
Dia mengaku banyak membuat kegiatan yang menarik bagi anak muda, yakni kegiatan seperti olahraga, budaya, dan pemberdayaan ekonomi.
Politisi PDI Perjuangan, Maruarar Sirait mengatakan hal itu saat menyampaikan materi dalam acara Sekolah Pemimpin Nasional (SPN) Ikatan Cendekiawan Muslim se-Indonesia (ICMI) di Ancol, Jakarta, Jumat (9/12).
Dalam siaran persnya di Jakarta, Sabtu, Maruarar menyatakan, dirinya memberikan materi dengan tema "Menjadi Anggota Legistaltif yang Handal dan Berkualitas."
Pada acara SPN yang diikuti ratusan anggota ICMI itu juga hadir anggota Komisi XI dari Fraksi Golkar, Muhammad Misbakhun. Diskusi dipandu oleh Ketua Panitia SPN, ICMI, Muhammad Qodari.
Menurut Maruarar, jalan untuk menjadi politisi yang memperjuangkan kebenaran sejati bukanlah hal yang mudah. Seorang calon politisi harus benar-benar siap dan tak mudah mengeluh ketika menghadapi banyak hambatan di jalan politik yang hendak ditempuh.
"Jalan menjadi pemimpin yang menginspirasi itu tak mudah. Tak ada pemimpin yang lahir dari sebuah kemanjaan. Seorang pemimpin harus punya landasan ideologi, punya prinsip yang dipegang teguh, serta harus berkarakter dan konsisten," ujarnya.
Maruarar juga menceritakan kisahnya sebagai anggota DPR selama tiga periode, dari daerah pemilihan Subang, Majalengka dan Sumedang. Menjadi istimewa karena Ara adalah seorang bersuku Batak, non-Muslim, namun diterima di dapil yang mayoritas Muslim. Bahkan dia berhasil memperoleh suara terbanyak di dapil itu.
"Saya pernah ditanya oleh Gus Dur, kenapa saya bisa mendapat suara terbesar. Saya jawab, 'Gus, saya temukan Islam yang bersahabat, terbuka, dan cinta perdamaian. Dan akhirnya saya terpilih'. Saya sampaikan apa adanya. Saya 12 tahun di sana. Ratusan kali saya masuk mushola, mesjid, Islamic Center, dimana saya rasa aman dan nyaman," jelas Maruarar.
Maruara menambahkan, seorang politikus harus bisa melakukan pendekatan secara kultural terhadap masyarakat, apapun latar belakangnya. Untuk menarik perhatian anak muda yang menjadi pendukungnya.
Dia mengaku banyak membuat kegiatan yang menarik bagi anak muda, yakni kegiatan seperti olahraga, budaya, dan pemberdayaan ekonomi.
Pewarta: Ruslan Burhani
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2016
Tags: